KabarNusa.com –
Peristiwa heroik dan bersejarah Puputan Badung yang pernah terjadi di
Kota Denpasar 108 tahun lalu dihadirkan kembali ke masyarakat lewat
Festival Puputan Badung dan Mahabandana Prasada.
Ajang yang
dikemas dalam sebuah integrasi pagelaran Budaya yang bertajuk
Mahabandana Prasada dan Festival Puputan Badung (FPB) diselenggarakan
Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja Kecamatan Denpasar Utara.
Ratusan
warga, bisa menyaksikan Pusaka Keris Puputan Badung dan Lontar Kekawian
Cokorde Mantuk Ring Rana diiringi Tari Rejang Dewa menjadi salah satu
prosesi pembukaan Festival Puputan Badung dan Mahabandana Prasada.
Penempatan
Keris Puputan Badung oleh Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe
Pemecutan serta penyulutan api obor oleh Walikota I.B Rai Dharmawijaya
Mantra sebagai pertanda dibukanya Festival Puputan Badung Tainsiat dan
Mahabandana Prasada, Sabtu (20/9/2014) di Catus Pata Patung Cekorda
Mantuk Ring Rana.
Hadir tokoh puri, Sekda Kota Denpasar A.AN Rai Iswara, Anggota DPRD Kota Denpasar, serta tokoh masyarakat desa setempat.
Tampak
pula hadir dalam kesempatan tersebut Pangdam IX Udayana Mayor Jendral
TNI Wisnu Bawa Tenaya yang semasa kecilnya pernah tinggal diwilayah
Banjar Tainsiat.
Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan
peringatan Puputan Badung tahun ini terintegrasi dengan Festival
Puputan Badung sebagai spirit nilai-nilai positif semangat kepahlawanan
yang telah dipahamaimasyarakat.
“Kegiatan peringatan Puputan
Badung tidak saja dikemas oleh pemerintah, namun saat ini telah
mendapatkan sambutan dan pengertian yang baik dimasyarakat salah satunya
Banjar Tainsiat sebagai pelaku sejarah dengan peranan yang sangat baik
dalam mengkemas FPB,” ujar Rai Mantra.
Diharapkan spirit Puputan
Badung tetap hidup dimasyarakat, seperti simbol api obor sebagai salah
satu momen pembangkitan semangat Puputan Badung dimasyarakat maupun
bagi generasi muda.
Kegiatan ini diawali prosesi Barong Ngelawang
serta penampilan Gambelan Instrumental Gandrung Klenengan, dan Gambelan
Gong Lelambatan dari Sekaa Gong Tri Sakti Swara Banjar Tainsiat.
Dilanjutkan
prosesi Grebek Aksara, Mahadandana Prasada yang mengambil start dari
Catus Pata Catur Muka dengan iring-iringan Surat Rajah Gambar, dan
beberapa tarian yakni Tari Baris Sankapala, Legong Lalana Awaduta,
Legong Warini serta Panji-panji Puputan Badung.
Lantunan
Tembang Sekar Alit Karya Sastra Cokorde Mantuk Ring Rana juga
ditampilkan oleh Sekaa Santhi Lila Cita Banjar Tainsiat. Ketua Panitia
Festival Puputan Badung Gede Darmaja mengatakan Festival Puputan Badung
yang berlangsung dari tanggal 20-21 September.
Kegiatan mendapat
suport Pemkot Denpasar yang dikolaborasikan lewat kegiatan Mahabandana
Prasada. Disamping menampilkan prosesi budaya, Festival Puputan Badung
ini juga diisi dengan kegiatan pasar rakyat yang mengangkat potensi
warga “Banjar Prekanti” yakni Banjar Tainsiat, Banjar Kaliungu Kaja dan
Banjar Tampak Gangsul.
Pada Minggu (21/9) digelar pemeriksaan
kesehatan gratis, pameran foto perjuangan Puputan Badung dan berbagai
hiburan yang bertempat di Banjar Tainsiat.
Darmaja mengharapkan
kegiatan ini mampu memberikan warna berbeda dalam kegiatan Festival baik
yang dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar, maupun warga masyarakat.
(gek)