Abrasi, Puluhan Rumah Nelayan Jembrana Terancam Hanyut

12 Mei 2016, 11:00 WIB

Kabarnusa.com – Terus diterjang abrasi puluhan rumah nelayan di Lingkungan Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana terancam hanyut.

Karenanya, rumah milik Sudiawasa (63) terpaksa dibongkar karena khawatir tergerus hanyut oleh air laut.

Langkah ini diambil untuk menyelamatkan bangunan dan isinya dari gerusan abrasi.

Sehari sebelumnya gelombang pasang menghantam pantai tersebut sehingga mencapolok daratan sejauh sekitar 10 meter.

Informasinya, Sudiawasa sebelumnya memiliki rumah di sebelah barat rumahnya yang sekarang.

Sekitar tahun 2011 lalu, rumanya hanyut digerus abrasi sehingga harus pindah. Saat itu Bupati I Gede Winasa memberikan tanah ini untuk warga yang rumahnya tergerus abrasi.

Tanah tersebut milik Perhubungan Laut dipinjamkan warga untuk membangun rumah sementara.

Dia bersama sepuluh warga yang rumahnya hanyut saat itu lalu menempati tanah ini. Tetapi tidak bertahan lama karena abrasi terus terjadi menyebabkan rumah kami hanyut lagi sekitar tahun 2014 lalu.

“Kami kemudian pindah ke lokasi sekarang, masih di tanah milik Perhububngan Laut,” tuturnya belum lama ini.

Gelombang pasang menurut warga akan mencapai puncaknya pada esok hari, karena bertepatan bulan purnama.

”Saya takut rumah saya hanyut sehingga memilih membongkar lebih awal. Sepuluh rumah lainnya juga terancam abrasi sehingga membuat warga cemas. Kalau tidak segera dibangun pengaman pantai, seluruh rumah ini akan amblas,” katanya.

Tidak hanya sepuluh rumah yang dibangun di atas tanah negara tersebut yang kini terancam hanyut. Belasan rumah milik warga di sebelah barat lokasi tersebut juga kini terancam hancur.

Seperti rumah Suparno (70), yang terletak di belakang bekas kantor Pos Angkatan Laut Pengambengan.

Menurut Suparno, dulu jarak dari rumahnya dengan pantai sekitar 100 meter. Karena di belakang rumahnya berdiri kokoh Pos Angkatan Laut.

Sekarang pos sudah hancur diterjang gelombang. Sementara rumah saya yang dulu jauh dari pantai, sudah mulai digerogoti air laut.

“Sudut sebelah barat rumah saya sudah habis, tinggal menunggu waktu hanyut saja. Saya bingung harus tinggal di mana kalau rumah saya hancur,” imbuh dia. (dar)

Berita Lainnya

Terkini