Kabarnusa.com, Denpasar – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Denpasar mengangkat tema tantangan jurnalisme di era media baru dalam sebuah seminar yang digelar di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Bali, pagi ini.
Perkembangan media baru dewasa ini cukup pesat, dengan bermunculannya berbagai jenis media sosial seperti twitter dan facebook.
Di satu sisi, hal ini memunculkan semangat baru mendorong partisipasi publik namun disisi lain menimbulkan problematika baru seeperti dari sisi keseriusan konten dan pertanggungjawaban ke publk atau sisi etis.
Menurut Ketua Panitia Seminar Jurnalsime AJI Denpasar Muhammad Ridwan, seminar mengangkat tema jurnalisme media baru, lantaran dinilai relevan dengan yang dihadapi dunia media saat ini.
“Seminar ini juga dirangkai dengan kegiatan uji kompetensi wartawan yang digelar 30 November -1 Desember 2013,” ujarnya di Denpasar, Jumat (29/11/2013)..
Uji kompetens,i merupakan proses yang mesti diikuti semua wartawan untuk tujuann meningkatkan profesionalsime.
Selain itu, juga akan memperkuat legitimasi profesi jurnalis di mata masyaakat.
Dalam kesempatan sama, Ketua AJI Denpasar Rofiqi Hasan mengatakan, bagaimanapu media sosial memliki oengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat dewasa ini, banyak yang menggunakan media sosial seperti facebook dan twitter, dalam mengakses informasi.
“Dalam beberapa hal itu memunculkan persaingan dengan media cetak,” kata dia.
Pertanyaannya, kata Rifiqi, apakah media mainstream seperti tV, cetak dan online betul akan tergeser oleh media sosial ataukah tren media sosial hanya bersifat musiman.
“Ada kecenderungan media sosoil itu tidak serius, hanya omong-omong atau kicauan,” seloroh jurnalis Tempo itu.
Di pihak lain, dia mengakui, saat ini media mainstream juga mengalami masalah serius dengan tren kapitalisasi luar biasa.
“Dalam konteks itu, media mainstream layak untuk dipersoalkan apakah mewakili kepentingan pubkik, mewakili kepentingan bisnis,” imbuhnya.
Beberapa narasumber dihadirkan dalam seminar yakni Rai Wijaya dari Dewan Pers, Anton Muhajir aktvisi media sosial dan Eko Maryadi dari AJI Indonesia. (kto)