Akademisi Jayabaya Nilai Soeharto dan Gus Dur Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

8 November 2025, 20:55 WIB

Jakarta – Akademisi sekaligus Ketua Umum Yayasan Jayabaya, Moestar Putra Jaya Moeslim Taher, menilai sudah saatnya negara menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Menurut Moestar, kedua tokoh bangsa tersebut memiliki jasa besar dalam membangun Indonesia di bidang yang berbeda, baik dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional maupun menjaga semangat keberagaman bangsa.

“Saya memahami perasaan Ibu Megawati yang menyebut masih ada luka sejarah pada masa Pak Harto. Namun bangsa yang besar harus mampu melihat sejarah secara utuh, tidak hanya dari sisi luka, tapi juga dari jasa dan pengabdian. Penghargaan kepada Pak Harto bukan untuk menghapus masa lalu, melainkan untuk menghargai kontribusinya dalam membangun stabilitas, ekonomi, dan kemandirian bangsa. Rekonsiliasi sejarah adalah bentuk kedewasaan kita sebagai bangsa,” ujar Moestar, Sabtu (8/11/2025).

Moestar menegaskan bahwa Soeharto telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan nasional dan stabilitas negara. Di bawah kepemimpinan Soeharto, Indonesia mampu keluar dari masa sulit dan membangun fondasi ekonomi yang kuat.

“Beliau telah berhasil membawa bangsa ini dari keterpurukan di masa sebelumnya, menjadi jauh lebih baik,” katanya.

Selain itu, Moestar menilai sikap kenegarawanan Soeharto ditunjukkan ketika ia memilih mundur dari jabatannya tanpa menggunakan kekuatan militer.

“Beliau bisa saja menggunakan tentara dalam menghentikan demonstrasi. Tapi jiwa besarnya ditunjukkan dengan berhenti menjadi Presiden RI mengikuti kehendak rakyat,” lanjutnya.

Moestar juga menyinggung keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang telah mencabut Ketetapan MPR (TAP MPR) terkait dengan Presiden Soeharto dan Presiden Gus Dur. Ia menilai keputusan tersebut menjadi landasan moral dan politik untuk memberikan penghargaan negara kepada kedua tokoh bangsa itu.

Selain Soeharto, Moestar menyebut KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga layak dianugerahi gelar pahlawan nasional. Menurutnya, jasa Gus Dur sangat besar dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi di Indonesia.

“Gus Dur adalah sosok yang sangat menghargai keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan, terutama suku, agama, dan ras. Beliau memberikan contoh nyata tentang bagaimana keberagaman bisa menjadi kekuatan bagi bangsa,” ungkapnya.

Moestar menilai, dengan telah dicabutnya dua TAP MPR terkait kedua presiden tersebut, tidak ada lagi alasan bagi negara untuk menunda penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada mereka.

“Kita adalah bangsa yang besar dengan segala macam perjalanan sejarahnya. Kedua sosok ini layak menjadi pahlawan karena pemikiran dan tindakan mereka telah membawa bangsa ini maju seperti saat ini,” pungkasnya.***

Berita Lainnya

Terkini