Ia menambahkan, umumnya alasan rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah adalah terlalu malas, memiliki kesenjangan pengetahuan dan kurangnya fasilitas.
“Ini masalah klasik” kata pria yang sempat menjadi Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali periode 2014-2017.
Kata Nengah Muliarta, frekuensi makan berpengaruh cukup signifikan terhadap produksi limbah makanan.
Investasi Kripto Miliki Potensi Besar Berkembang di Bali
Dalam survei di kawasan Saridewi, Denpasar Utara yang telah menerapkan konsep zero waste sejak tahun 2020 terungkap bahwa 76,40% warga Saridewi memiliki frekuensi makan 3-4 kali dalam sehari.
Akumulasi limbah makanan di Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di Denpasar berkisar antara 115 kg-184,67 kg/TPS/hari. Jumlah akumulasi tertinggi terjadi di Kecamatan Denpasar Barat sebanyak 184,67 kg/TPS/hari.
Akumulasi terendah terjadi di Kecamatan Denpasar Timur sebanyak 115 kg/TPS/hari. Data tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali selama periode Januari-Mei 2021.
Gubernur Koster Harapkan Group Marriott Internasional Gunakan Produk Lokal Bali