Kabarnusa.com – Saat sekitar 500 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Bali merayakan hari Sumpah Pemuda dengan menggelar aksi di kantor DPRD Bali justru wakil rakyat tidak ada di kantornya.
Ratusan mahasiswa berasal dari BEM Undiknas, Universitas Udayana (Unud), Universitas Diana Pura, Undiksa Singaraja, universitas Mahendradata, dan UNHI bermaksud berorasi di depan wakil rakyat namun banyak anggota dewan yang reses sehingga kantor kosong, Rabu (28/10/2015).
“Aksi ini untuk mengevaluasi kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama setahun,” kata Ketua BEM Unud Ni Nyoman Clara Listya Dewi .
Pada 28 Oktober itu, tepat di mana pemuda itu pada bangkit, saatnya pemuda Bali berbicara.
“Jadi, di Hari Sumpah Pemuda ini, kita ingin mengevaluasi kinerja Pemerintah Pusat selama setahun. Aksi ini bukan berarti untuk menurunkan Presiden Jokowi, tidak untuk itu,” tegasnya.
Mereka menyampaikan, beberapa tuntutan kepada pemerintah, diantaranya mewujudkan stabilitas perekonomian Indonesia dengan memperkuat sektor ekonomi domestik dan investasi lokal untuk membangun kedaulatan ekonomi rakyat.
Selain itu; mendesak pemerintah meningkatkan kinerja pada agenda pemberantasan korupsi dan menghentikan segala upaya pelemahan KPK.
Para mahasiswa tersebut juga mendesak pemerintah untuk menuntaskan masalah kabut asap dari hulu ke hilir dengan menindak tegas oknum atau korporasi pelaku pembakaran lahan.
Aksi BEM se-Bali itu sempat diwarnai aksi tidak simpatik mahasiswa yang melakukan konvoi sepeda motor tanpa helm dan menggeber kendaraan mereka di kantor dewan. (kto)