Denpasar – Meski tengah mengalami sakit Parkinson Seniman asal Solo Jawa Tengah Susiawan tetap menggelar pameran tunggal bertajuk ‘Bridges of Light’di Sudakara ArtSpace, Sudamala Resorts Sanur, Bali.
Pameran tunggal Susiawan berlangsung 27 Desember 2024 hingga 5 Februari 2025 di Sudakara ArtSpace, Sudamala Resorts Sanur, menampilkan karya seni merupakan bagian dari perjalanan kreatif yang mendalam dan intuitif dipamerkan untuk penikmat seni dan masyarakat di Pulau Dewata.
Karya-karya yang ditampilkan Susiawan dalam pameran ini, sekaligus merayakan lebih dari empat dekade eksplorasi kreatif mencakup keinginannya melukis intuitif dan permainan bayangan.
Perayaan atas kekuatan seni yang abadi untuk menyatukan, menyembuhkan, dan menginspirasi tercermin dalam karya Susiawan.
Susan Allen, istri Susiawan, yang menjadi juru bicara sang seniman berambut panjang itu menuturkan, jika Susiawan pernah terkena stroke dan kini menderita parkinson.
Sejumlah karya dari proses kreatif memadukan garis, warna, dan gambar sebagai bentuk meditasi.
Meksi memiliki keterbatasan bicara karena menginap sakit parkinson, dalam proses berkarya Susiawan menyatukan intuisi dengan ekspresi spiritual, sehingga tidak membatasi dirinya pada aturan teknis.
“Susiawan berkarya mengikuti kata hati dan kejujuran, saya bangga dengan yang ia kerjakan selama ini, yang sebagian karya tersebut dipamerkan di Sanur ini,” katanya saat konferensi pers.
Seniman menghabiskan hidupnya melalui berkesenian sejak kuliah ITB Bandung kemudian belasan tahun di Kanada hingga mukim di Bali sejak 2007.
Sebelumnya, dia mengabdi sebagai pendamping anak-anak belajar seni di Jawa Barat, hingga mengampu berbagai aktivitas seni budaya lintas bangsa di Toronto, Kanada dan bersama Susan Allen, mengembangkan seni untuk pendidikan di Pulau Dewata.
Menilik karya-karya Susiawan, sebagai manifestasi dari misinya yang menghubungkan seni, budaya, dan lingkungan dengan cara yang intim.
Mendasari pada tradisi spiritual Nusantara, terutama budaya Jawa dan Bali, ‘Bridges of Light’ menggali pemahaman Susiawan tentang ‘Kanda Pat’ —empat saudara spiritual yang membimbing dan melindungi manusia sepanjang hidup, dari kelahiran hingga kematian.
Dengan lukisan intuitifnya, Susiawan hendak menyalurkan energi kuat dari konsep kuno ini, menciptakan karya-karya visual yang mencerminkan kedalaman spiritual dan keterhubungan dalam perjalanan eksistensi manusia
Keterlibatan mendalam Susiawan dengan seni tradisional wayang kulit, yang telah dikenal luas oleh masyarakat dari berbagai budaya dan benua menjadi sorotan dalam pameran ini.
Selain lukisan, Susiawan juga membuat karya wayang kulit, sebagai bentuk seni yang memadukan cahaya dan bayangan, menyampaikan cerita-cerita yang penuh kebijaksanaan, pengajaran, dan refleksi.
Wayang kulit sebagai seni komunal, mengingatkan kita bahwa, meskipun menghadapi kesulitan, cahaya harapan selalu ada, membimbing kita keluar dari kegelapan menuju transformasi.
Pmbukaan pameran dilakukan sastrawan Arif Bagus Prasetyo pada Jumat, 27 Desember 2024 sore, dilanjutkan pertunjukkan Susan Allen membawakan sebuah babak adegan wayang dari hasil kreativitas Susiawan.
Pameran ini menjanjikan pengalaman transformatif yang mendorong dialog, kreativitas, dan refleksi, mengundang para pengunjung untuk menemukan cahaya batin mereka sendiri.
Galeri ini telah menyelenggarakan berbagai pameran, lokakarya, dan acara penting selama bertahun-tahun, memperkuat perannya sebagai pusat inovasi seni.
Sudakara ArtSpace sejalan komitmen Sudamala Resorts terhadap pelestarian budaya, keberlanjutan, dan keterlibatan komunitas, mendukung seniman lokal serta proyek-proyek budaya.
Berada di Sanur yang tenang, Sudakara ArtSpace mengundang pengunjung untuk merasakan langsung kehidupan seni Bali yang dinamis, baik melalui pameran, diskusi seni, maupun hanya sekadar menjelajahi galeri.***