Kabarnusa.com, Denpasar – Prof. Dr. Amartya Sen, peraih penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi mengatakan forum internasional tentang dialog budaya seperti world cultur forum (WCF), sangat penting guna memperoleh wawasan dalam pemahaman satu budaya dibanding lainnya.
Saat berbicara dihadapan para pemerhati lingkungan, delegasi para negara dari lima benua, peraih nobel dari Universitas Harvard itu menyatakan pentingnya budaya sebagai sumber pembangunan yang berkelanjutan.
Pada hari pertama WFC, digelar di Bali International Convention Center (BIC), Nusa Dua, Bali, memunculkan perspektif berbeda dilihat dari kacamata delegasi luar negeri.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhammad Nuh menekankan pentingnya budaya sebagai sumber pembangunan yang berkelanjutan, delegasi luar negeri termasuk pembicara kunci dari negeri berbeda, membagi perspektif mereka tentang pentingnya budaya dari segi sosial dan ekonomi.
Amartya Sen, mengatakan diperlukan pemahaman terhadap semua perbedaan budaya di berbagai belahan dunia.
Dengan perbedaan budaya itu bisa menjadi salah satu cara untuk memperkuat kemampuan manusia untuk mengerti perbedaan agar hidup damai satu sama lainnya.
“Dibandingkan dengan jatuh pada penggunaan kekerasan,” tanya dia dalam pidato kunci pada pembukaan resmi Forum Budaya Dunia.
Forum ini, dipandang penting, untuk memberikan apresiasi semua orang terhadap keragaman budaya.
Seperti forum WCF juga sangat efektif untuk menggantikan konfrontasi dengan dialog dan pembicaraan.
Hadir sebagai pembicra utama, Dr. Fareed Zakaria, jurnalis dan komentator ternama dunia, penulis banyak buku, pembawa acara andalan CNN tentang masalah luar negeri.
Pertemuan juga untuk memperkuat budaya sebagai pilar yang sangat penting yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Budaya itu sangat cepat, sangat besar dan sangat kompleks. Tapi anda bisa menemukan elemen kunci sukses dalam budaya.
“Kalau anda mencari etos kerja, anda dapat menemukannya, dan jika kamu menemukan sumber-sumber keberhasilan ekonomi, anda dapat menemukan elemen budaya juga,” katanya.
Tentu saja, budaya berbeda tertentu merefleksikan performa ekonomi tertentu. (kto)