Anak-Anak di Yogyakarta Rayakan Kreativitas Seni Patung di Pendhapa Art Space

Pameran yang menampilkan lebih dari 100 karya patung anak-anak ini menjadi puncak dari program edukasi Art Fun PAS for Children

29 Oktober 2025, 04:16 WIB

Bantul – Pendhapa Art Space (PAS) kembali menegaskan perannya dalam pendidikan seni yang inklusif melalui gelaran pameran “Art Fun PAS Showcase 2025”.

Pameran yang menampilkan lebih dari 100 karya patung anak-anak ini menjadi puncak dari program edukasi Art Fun PAS for Children yang telah berlangsung selama empat bulan, dari Juli hingga Oktober 2025.

Pameran ini resmi dibuka pada 18 Oktober dan akan berlangsung hingga 31 Oktober 2025, bertempat di Galeri A–B Pendhapa Art Space, Bantul.

Ruang Ekspresi Inklusif

Program ini secara khusus memilih seni patung sebagai medium utama. Menurut panitia pameran, pemilihan ini didasari keyakinan  aktivitas menekan, membentuk, dan menyentuh material patung sangat efektif untuk melatih kemampuan motorik dan spasial anak.

“Inti dari showcase ini bukan sekadar memamerkan hasil akhir, tetapi untuk merayakan dan merefleksikan perjalanan kreatif anak-anak,” ujar Aldo, salah satu panitia pameran.

Ketika jari mereka membentuk sesuatu, sebenarnya mereka sedang belajar memahami dunia lewat pengalaman nyata, bukan hanya lewat layar gawai.”

Menariknya, semangat inklusivitas menjadi kunci. Meskipun awalnya menargetkan anak usia 6–12 tahun, program ini dibuka lebar bagi peserta dari berbagai latar belakang, termasuk anak usia tiga tahun dan peserta penyandang disabilitas, seperti down syndrome.

“Kami memilih untuk lebih longgar dalam memaknai istilah ‘anak-anak’,” imbuh Aldo.

Dia menekankan pentingnya ruang bagi siapa pun yang ingin berekspresi dan berproses bersama melalui seni.

 

Pendekatan yang digunakan dalam program ini berlandaskan konsep Early Childhood Care and Development (ECCD), secara holistik, dimana anak diposisikan sebagai subjek aktif, bukan objek pasif dalam proses belajar.

“Melalui pameran ini, kami ingin memperluas ruang pendidikan seni yang tidak hanya fokus pada hasil karya, tetapi juga pada proses reflektif dan partisipatif yang membentuk karakter serta daya imajinasi anak di masa depan,” tuturnya.

Program Art Fun PAS for Children ini diikuti oleh lebih dari 150 peserta dari berbagai latar belakang termasuk anakanak difabel. Selama prosesnya, tim Pendhapa Art Space memastikan anak-anak memiliki kebebasan penuh untuk bereksperimen tanpa intervensi berlebihan dari orang tua.

Rangkaian Acara Pendukung Selain pameran karya patung anak-anak, Art Fun PAS Showcase 2025 juga menghadirkan sejumlah agenda publik, di antaranya Pop-up Market (18–19 Oktober), Workshop Melukis Ornamen Magnetik (19–31 Oktober), Art Fun PAS for Children edisi ke-10 (25 Oktober), dan Workshop Pendampingan Disabilitas di Ruang Seni bersama Jogja Disability Arts (30 Oktober).

Aldo menegaskan, tujuan akhir dari kegiatan ini bukan hanya mengajarkan teknik seni, tetapi juga membiasakan anak melihat seni sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

“Harapan kami, seni patung bukan lagi sesuatu yang jauh dari keseharian anak-anak. Ia bisa menjadi media bermain, berimajinasi, dan tumbuh bersama,” pungkas alumni ISI Yogyakarta angkatan 2014 tersebut.***

Berita Lainnya

Terkini