Anak Indonesia Hadapi Gizi Buruk dan Gizi Lebih

15 Juni 2014, 20:41 WIB

KabarNusa.com, Nusa Dua – Diperkirakan lebih dari separo anak di Indonesia masih menghadapi masalah gizi buruk dan gizi lebih sehingga hal itu bisa mengancam upaya dunia dalam meningkatkann derajat kesehatan.
Sebuah penelitian tentang perkembangan nilai dan perilaku pada pola asih anak masa kini dilakukan untuk menyediakan asupan gizi terbaik untuk anak anak di Asia dan mencapai penungkatan status kesehatan.

Untuk membahas hasil penelitian itu dilkaukan workshop yang digelar FrieslandCampina lewat Frisian Flag Indonesia di Tanjung, Benoa, Bali Sabtu (14/6/2014).

Workshop mengmbil tema “Managing Nutrition for Children to Embrace the new parenting trend”, menghadirkan Project Director, Cultural Intelligent Flamingo Singapura Preety Varma, dokter  Spesialis Tumbuh KembangAnakDr Ahmad Suryono.

Selain itu, turut memberikan paparannya Public and Regulatory Affairs Director FrienslandCampina (Customer Product Asia) Hendro. H Poedjono.

Dalam kesempatan itu, Hendro mengatakan, pihaknya mendukung berbagai upaya dalam mengatasi. Masalah kekurangan gizi maupun kelebihan gizi pada anak-anak di Asia.

“Inilah yang mendasari simposium dan workshop di Bali termasuk workshop mengenai pengaturan asupan gizi bagi anak sesuai tren masa kini,” imbunya.

Sementara Preeti Varma melihat semakin luasnya akss informasi yang dicerna orangtua membuat mereka  menjadi serba khawatir dan tidak mampu mencukupi  kebutuhan anaknya.

Kata dia, pola asuh menjadi lebih overprotektif dan mencegah dari pada mengobati. Orang tua merasa penting menjadi bagian dari era modern karena dipandang sebagai bentuk kepedulian yang terbaik dan memberi yang lebih unggul untuk anak mereka seperti dalam  makanan, asupan gizi hingga gaya pola asuh.

Dalam pandangan Ahmad  Suryawan  Indonesia saat ini menghdapi masalah malnutrisi sekaligus yakni gizi kurang atau gizi buruk dan gizi lebih atau kegemukan.

“Dua hal itu menjadi ancaman serius terhadap kualitas tumbuhkembang anak di Indonesia,” papar Suryawan.

Melansir data riset dasar kesehatan (Riskedas) tahun 2007, 2010 dan 2013 menunjukkan tren peningkatan permasalahan malnutrisi sehingga menjadi tantangan besar di hampir setiap tahapan  usia anak. (gek)

Berita Lainnya

Terkini