Ancam Keamanan Kawasan, Presiden Jokowi Ingin Rivalitas Negara Besar Diakhiri

28 Oktober 2021, 13:57 WIB

 

AVvXsEij 19FKKHnT8iTqg1qnMdir XBcs2wbdQouD9iThCe mloZDqj2RkXwuExGB346 kKWw3o1sq0JV5bT6LFw11cDrpELrHbQ3CMSFs8G
Presiden Jokowi  wujudkan kawasan yang lebih aman./Dok.Biro Pers Setpers.

Bogor– Presiden Joko Widodo  menginginkan Rivalitas antara kekuatan besar harus diakhiri agar permasalahan terbesar sehingga menyulitkan untuk itu bersatu dan mengambil aksi bersama.

Hal ini disampaikan pada  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 East Asia Summit (EAS) secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (27/10/2021).

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa berbagai capaian tersebut masih rentan dan harus terus dipelihara bersama.

“Penanganan pandemi yang lebih efektif membutuhkan situasi yang kondusif yaitu stabilitas, keamanan dan perdamaian,” ujar Presiden di kutip dari siaran pers.

Menurut Presiden Jokowi, selama pandemi justru terjadi trajektori negatif dalam dinamika geopolitik kawasan. Rivalitas antara kekuatan besar juga terus menjadi permasalahan terbesar sehingga menyulitkan untuk bersatu dan mengambil aksi bersama.

“Tidak ada yang diuntungkan dari berlanjutnya situasi ini dan kita harus segera mengakhirinya,” ungkap Presiden.

Presiden mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada upaya konkret untuk mengakhiri permasalahan tersebut. Padahal 10 tahun lalu, lanjut Presiden, telah disepakati Bali Principles sebagai rules of the game untuk mewujudkan hubungan antar negara yang bersahabat dan saling menguntungkan.

Selain itu, rambu-rambu ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) juga telah didesain untuk menjawab tantangan tersebut.

“Saya yakin semua Pemimpin EAS percaya kerjasama nyata akan membangun rasa saling percaya dan memperkuat saling ketergantungan diantara kita,” ujar Presiden.

Presiden pun menegaskan pentingnya komitmen penghormatan terhadap hukum internasional untuk menjadikan kawasan dan dunia stabil serta sejahtera. Salah satunya, penghormatan terhadap UNCLOS 1982 yang sangat diperlukan untuk melihat Laut China Selatan sebagai Laut yang damai dan stabil.

“Mari kita perkuat kerja sama, melakukan langkah nyata. Mari kita ubah trust deficit menjadi strategic trust. Mari kita wujudkan kawasan yang lebih aman, yang lebih stabil, dan sejahtera,” ucap Presiden.(Miftach Alifi)

Artikel Lainnya

Terkini