Andre Hartono Gani: Menabung Tak Lagi Menarik

2 Mei 2016, 04:00 WIB

Kabarnusa.com- Tidak
ada yang salah dengan menabung uang di bank. Namun hal itu semata demi
keamanan dan tak layak lagi disebut sebagai investasi. Maklum jumlah
keuntungan yang didapat dari bunga bank tidak  mampu mengejar laju
inflasi dan harga-harga kebutuhan hidup. 

Hal itu ditegaskan
Andre Haryono Gani, seorang pengusaha dan praktisi investasi dalam
seminar dan workshop bertema The Power of Money Management yang
diselenggarakan oleh UKM Unit Usaha mahasiswa (U2M) Senat Mahasiswa
STIKOM Bali, aula kampus tersebut, Sabtu (30/04/2016).

Menurut
Andre Hartono Gani, dewasa ini banyak pilihan investasi dengan tingkat
resiko tertentu sehingga  perlu dipahami secara benar oleh para
mahasiswa.

Ada investasi yang menawarkan tingkat keuntungan
keci tapi dengan resiko kerugian sangat kecil, ada yang menawarkan
tingkat keuntungan sedang  dengan resiko kerugian sedang pula, tetapi
ada  yang menawarkan tingkat keuntungan sangat besar dengan resiko
kehilangan uang juga sangat besar. Nah yang terakhir ini lebih bersifat
money game (permainan uang).

“Hal-hal seperti ini harus dipahami
seseorang sebelum berinvestasi. Jangan mudah tergiur dengan keuntungan
besar tetapi resiko kehilangan uang juga sangat besar,” tegas Andre.

Andre
menyebut, resiko berinvestasi paling kecil adalah dengan menabung,
katakanlah deposito namun hasil yang diperoleh (bunga deposito) sangat
kecil.

Bahkan laju inflasi kadang melampau bunga depsoto
tersebut. Karennya menabung di bank bukanlah disebut berinvestasi
melainkan hanya menyimpan uang demi keamanan semata. Tetapi ada jenis
investasi lain yang hasilnya di atas deposito adalah investasi obligasi,
investasi reksa dana dan investasi saham.

“Menabung saham dan
reksa dana sebaiknya dalam jangka panjang karena pertumbuhan pasar saham
siginifikan dalam jangka panjang, meski dalam jangka pendek ada
fluktuasi,” terang Andre sambil memperlihatkan visualisasi pergerakan
harga berbagai jenis investasi guna meyakinkan mahasiswa.

Dia
mencotohkan, harga saham bank BRI –salah satu big caps atau perusahaan
top di pasar saham-pada tahun 2007 hanya Rp 1.717/lembar, tetapi pada
tahun 2013 naik fenomenal menjadi Rp 13.450/lembar. 

Pada tahun
2007 – 2013 tingkat bunga deposito sekitar 7,5 %. “Artinya dalam jangka
waktu 7 tahun  saham BRI naik fenomenal sebesar 638%. Bandingkan dengan
bunga deposito selama 7 tahun yang  hanya 52,5%,” tegasnya, membuat
ratusan mahasiswa peserta seminar dan workshop ini tercengang. (rsn)

Berita Lainnya

Terkini