Anggaran Melonjak, Perbaikan Jalan Sleman Tancap Gas, Tapi Butuh Rp 2,9 Triliun untuk Ideal

Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Sleman, Fauzan Ma’ruf, mengungkapkan anggaran penanganan jalan pada 2026 direncanakan mencapai Rp106 miliar

11 Desember 2025, 10:05 WIB

Sleman– Kualitas infrastruktur jalan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dipastikan akan mendapatkan perhatian ekstra.

Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman secara signifikan meningkatkan alokasi anggaran penanganan jalan pada tahun 2026, meski diakui bahwa kebutuhan ideal untuk menuntaskan masalah jalan masih sangat jauh.

Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Sleman, Fauzan Ma’ruf, mengungkapkan anggaran penanganan jalan pada 2026 direncanakan mencapai Rp106 miliar, melonjak drastis dari realisasi tahun 2025 yang hanya sebesar Rp 42,9 miliar.

Anggaran Bina Marga tahun ini memang ekstra keras untuk mewujudkan awal dari misi Pak Bupati. Namun, tahun depan akan naik menjadi Rp 106 miliar,” tegas Fauzan kepada awak media di Kantor BKAD Sleman, Selasa (9/12/2025).

Jarak Kebutuhan Ideal yang Fantastis
Peningkatan anggaran ini menjadi napas baru, mengingat kondisi jalan Sleman berdasarkan survei 2024 baru mencapai 76,86 persen dalam kondisi mantap. Artinya, sekitar 23,14 persen atau ratusan kilometer jalan kabupaten masih belum ideal, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.

Namun, Fauzan tidak menampik adanya jurang yang sangat lebar antara anggaran yang tersedia dengan kebutuhan sesungguhnya. Untuk menangani seluruh 699,5 kilometer jalan kabupaten yang terbagi dalam 312 ruas secara menyeluruh dan sesuai standar, dibutuhkan dana yang fantastis, yakni setidaknya Rp 2,9 triliun.

“Idealnya dibutuhkan sekitar Rp 2,9 triliun untuk menangani total 699,5 kilometer jalan kabupaten. Itu mencakup kebutuhan mulai dari pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan, hingga pelebaran jalan,” jelasnya.

Dengan kenaikan anggaran ini, fokus kegiatan Bina Marga pada 2026 akan dioptimalkan pada pemeliharaan rutin dan berkala.

Hal ini didasarkan pada hasil survei yang menunjukkan bahwa kerusakan yang paling banyak terjadi adalah kategori rusak ringan.

Fauzan memproyeksikan, dengan total alokasi anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 672 miliar sepanjang proyeksi 2025–2029, tingkat kemantapan jalan di Sleman dapat didorong naik menjadi 80,83 persen.

Guna menopang kinerja, pemeliharaan rutin dilakukan secara swakelola yang melibatkan 143 tenaga lapangan yang terbagi dalam tiga wilayah.

Kinerja mereka juga ditopang oleh dua unit Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan total kapasitas produksi aspal panas hingga 72 ton per hari.
Kendaraan Berat Menjadi Biang Kerok

Di tengah upaya perbaikan yang gencar, Fauzan juga menyoroti satu tantangan besar: kendaraan berat. Ia menegaskan bahwa jalan kabupaten di Sleman tidak dirancang untuk lalu lintas berat.

Jalan kabupaten di Sleman tidak dirancang untuk lalu lintas berat. Kerusakan yang cepat terjadi seringkali disebabkan oleh kendaraan dengan muatan melebihi tonase, termasuk kendaraan proyek pembangunan jalan tol,” ungkapnya.

Untuk itu, DPUPKP Sleman terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menangani kerusakan akibat lalu lintas berat secara lebih cepat dan efektif.

Peran Serta Masyarakat Diharapkan
Mengakhiri keterangannya, Fauzan mengajak masyarakat Sleman untuk mengambil peran aktif.

“Kami meminta warga Sleman untuk aktif melaporkan kerusakan jalan karena perbaikan infrastruktur jalan menjadi prioritas Pemkab Sleman. Peningkatan kualitas jalan sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat,” pungkasnya. ***

Berita Lainnya

Terkini