Angkasa Pura I Siapkan Rp25 Triliun untuk Pengembangan Lima Bandara

24 Juni 2016, 03:00 WIB
(dok.kabarnusa)

Kabarnusa.com
Penerbitan obligasi dan pinjaman bank/non bank sebesar Rp 25 triliun
dalam kurun waktu 2016 hingga 2020 mendatang telah disiapkan PT Angkasa
Pura I (Persero) untuk pengembangan lima bandara di Tanah Air.

Finance
& Information Technology Director Angkasa Pura I Novrihandri
mengungkapkan, kebutuhan dana sebesar itu akan digunakan untuk
pengembangan lima bandara yang saat ini kondisinya sudah mengalami lack
of capacity.

“Penerbitan obligasi dan pinjaman bank/non bank ini
merupakan langkah yang ditempuh Angkasa Pura I untuk memenuhi kas
internal perusahaan dalam rangka membiayai pengembangan lima bandara,”
kata Novri dalam keterangan resminya, di Jakarta, Kamis (23/6/2016).

Disebutkan,
kelima bandara itu adalah Bandara Ahmad Yani Semarang yang ditargetkan
beroperasi 2018, Bandara Syamsudin Noor (2019), Bandara Baru Yogyakarta
(2020), Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya (2020), dan Bandara Sultan
Hasanuddin Makassar (2020).

Menurutnya, kelima bandara itu mendesak dilakukan pPengembangan karena sudah mengalami lack of capacity.

Dijelaskan, pengembangan bandara ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan (customer satisfaction index/CSI).

Selain
itu, untuk mengimbangi pertumbuhan industri penerbangan nasional serta
melihat peluang yang masih cukup besar dalam bisnis kebandarudaraan.

NOvri
mengungkapkan, untuk pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang
diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 2,1 triliun, Bandara
Syamsudin Noor (Rp 2,3 triliun), Bandara Baru Yogyakarta (Rp 9,3
triliun), Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya (Rp 9,1 triliun), dan
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (Rp 3,6 triliun).

Salah satu
kebutuhan dana yang mendesak saat ini adalah untuk membayar ganti rugi
pembebasan lahan bagi proyek bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo yang
akan dilaksanakan mulai Agustus 2016.

Rencananya, Angkasa Pura I
sepanjang 2016 hingga 2020 akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 14,5
triliun dan pinjaman kredit investasi dari perbankan/non perbankan
sebesar Rp 10,5 triliun.

“Khusus tahun 2016 ini, Angkasa Pura I
membutuhkan dana sebesar Rp 7 triliun, yang rencananya akan didapatkan
dari penerbitan obligasi sebesar Rp 3 triliun dan dari pinjaman bank/non
bank sebesar Rp 4 triliun,” sebutnya.

Sedangkan, khusus rencana penerbitan obligasi, Angkasa Pura I telah mendapatkan peringkat (rating) AAA dari Pefindo.

Dengan kata lain, lembaga pemeringkat efek tersebut menetapkan outlook stabil terhadap obligasi perseroan.

“Obligor dengan peringkat AAA yang ditetapkan merupakan peringkat tertinggi yang diberikan Pefindo.

Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya relatif terhadap obligor lainnya di Indonesia adalah superior.

Hal
ini juga menandakan bahwa risiko gagal bayar sangat rendah sehingga
dapat memberikan gambaran kepada calon investor bahwa obligasi yang akan
dikeluarkan Angkasa Pura I ini memiliki prospek yang baik untuk
investasi,” demikian Novri. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini