Bangli – Kekuatan storynomics dalam pariwisata atau wisata narasi diyakini bisa mengangkat potensi wisata Batur Kintamani dalam menjaring wisatawan sebagaimana yang kini dikembangkan Toya Devasya .
Konsep pengembangan Toya Devasya itulah yang digambarkan secara gamblang oleh penulis Andre Syahreza dalam buku nya berjudul “Eat, Play, Love – The Story of Toya Devasya Geopark Resort”.
Pendiri dan Owner Toya Devasya, I Ketut Mardjana, menuturkan, konse wisata narasi atau bercerita Storynomics ini mengangkat hal-hal ada, unik di lingkungan Batur dan sekitar seperti budaya dan alam, legenda, dan permasalahan permasalahan secara kultural dan natural di sekitar.
Kendati, Toya Devasya yang dikembangkan sudah memasuki usia 22 tahun, pihaknya memandang perlu menguatkan promosi seperti melalui Storynomics.
Karenanya, penguatan wisata nasari atau Storynomics itu dituangkan ke dalam buku berjudul “Eat, Play, Love – The Story of Toya Devasya Geopark Resort” karya Andre Syahreza.
Dalam rangka perayaan 22 tahun Toya Devasya, digelar diskusi yang menghadirkan pembicara Dee Lestari, seorang storryteller, penulis dan influencer dan dihadiri
Menteri Pariwisata era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2011 Jro Wacik.
Kata Dee Lestari, Storynomics saat ini menjadi hal penting untuk membangun narasi tentang destinasi wisata, baik tentang geologi, budaya, dan cerita masa lalu.
Tiga hal tersebut dimiliki Toya Devasya: geologi, budaya, dan cerita masa lalu. Hal inilah menjadi kekuatan pariwistaa di masa depan.
Wisatawan itu tidak hanya mencari keindahan dari destinasi itu, atau kelengkapan fasilitasnya, namun mereka mengetahui ada narasi atau cerita di baliknya, akan menjadi magnet tersendiri.
Tiga hal tersebut dimiliki oleh Toya Devasya: geologi, budaya, dan cerita masa lalu. Hal inilah menjadi kekuatan di masa mendatang.
“Wisatawan itu tidak hanya mencari keindahan dari destinasi itu, atau kelengkapan fasilitasnya, tapi jika mereka mengetahui ada narasi atau cerita di baliknya, akan menjadi magnet tersendiri,” ungkapnya.
Pada sesi diskusi menghadirkam senator terpilih dan pengusaha brand sepatu,Ni Luh Djelantik.
Dengan gamblang, Ni Luh Djelantik berkisah masa kecil di Danau Batur.
Dia setuju pengembangan wisata pola Storynomics sebagaimana dikembangkan Toya Devasya karena dipandang sangat relevan dengan cerita budaya di suatu daerah.
“Ini bagus, apalagi saya sudah merasakannya. Cerita ini perlu diketahui oleh semua orang. Apalagi ditulis ke dalam buku, maka orang-orang beberapa tahun nanti akan tahu cerita yang ada lewat buku itu.
Namun pesan saya adalah jaga alam di sini, budayanya dan juga sustainablity-nya,” ucap Luh Djelantik.