![]() |
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Doni Monardo memimpin rapat koordinasi penanganan bencana di Posko Kantor Gubernur, Kupang, NTT, Sabtu (10/4/2021)/Dok. BNPB |
Kupang – Pemerintah daerah dihimbau untuk membuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) menjelang datangnya musim penghujan.
Siklon Tropis Seroja menyebabkan sejumlah kawasan di Nusa Tenggara Timur (NTT)
dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami cuaca ekstrem seperti angin kencang,
banjir bandang, dan gelombang pasang.
“Perlu adanya upaya langkah antisipatif untuk mengurangi dampak dari cuaca
ekstrem,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Letnan Jenderal TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo.
Doni menyampaikan beberapa tindakan langkah antisipatif pada kesempatan rapat
koordinasi penanganan penanggulangan bencana di Posko Kantor Gubernur, Kupang,
NTT, Sabtu (10/4/2021).
Tidak sedikit warga yang menjadi korban banjir bandang dan tanah longsor
dikarenakan tinggal di kaki bukit.
Daerah aliran sungai juga terkadang dijadikan pemukiman bagi warga. Hal ini
berdampak pada penyumbatan aliran sungai, dengan begitu akan membentuk tanggul
alami dan berpotensi menyebabkan banjir bandang.
Pemerintah daerah dihimbau untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)
menjelang masuk musim penghujan. Bagi warga yang tinggal di perbukitan dengan
tingkat kemiringan 30 derajat, maka harus ekstra waspada.
“Apabila memungkinkan, lakukan evakuasi dini demi menyelamatkan jiwa
masyarakat,” katanya.
Penting juga melakukan pemeriksaan terhadap daerah aliran sungai juga perlu
dilakukan. Material yang menyebabkan penyumbatan harus segera dibersihkan.
Diharapkan keterlibatan pihak lain untuk membangun sinergitas yang
berkesinambungan. (rhm)