![]() |
ilustrasi |
Kabarnusa.com – Mengantisipasi kejadian di Tolikara, Papua agar tidak terjadi di Jembrana, Bali, sejumlah tokoh Agama dan masyarakat bersama Muspida Jembrana berkumpul di wantilan Pura Jagat Natha, Jembrana.
Pertemuan dihadiri Bupati Jembrana Putu Artha, Ketua DPRD Jembrana Ketut Sigiasa, Dandim 1617 Jembrana, Ketua PN Negara, Kajari Negara, Ketua FKUB Kabupaten Jembrana dan tokoh maupun pejabat lainnya. Pertemuan dibuat penandatanganan fakta perdamaian.
“Kejadian di Tolikara, Papua harus disikapi dengan bijaksana. Jembrana yang pendudukanya heterogen namun kerukunannya harus tetap dijaga dengan baik,” terang Bupati Artha.
Kata Bupati Artha, selama ini di Jembrana tidak pernah terjadi perselisihan dan tidak pernah terjadi gesekan karena kerukunan umat beragama sangat terjaga dengan baik.
Semua harus mengendalikan diri dan jangan mudah terprovokasi untuk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan agama. Bupati Artha berharap masyarakat harus satu naungan dalam Bhineka Tunggal Ika.
Dandim 1617 Jembrana Letkol Inf Sansan Iskandar mengatakan agar kesalahpahaman tidak terjadi harus ada sikap saling menjaga dan saling menghormati antar umat beragama.
“Jadi dengan ini kami ingin mengajak tokoh umat/agama duduk bersama sehingga bisa meningkatkan komunikasi dan koordinasi serta meningkatkan toleransi yang selama ini sudah terjaga dengan baik,” jelasnya.
Sebelumnya pihaknya mengumpulkan para tokoh agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).
Dalam kesempatan tersebut pihaknya mengajak para tokoh agama dan seluruh elemen masyarakat untuk tidak terprovokasi adanya insiden yang terjadi di Tolikara Papua.
Selaku Komandan Kodim berkewajiban mengajak seluruh tokoh di wilayah Jembrana untuk saling bergandeng tangan dan bersama-sama menjaga kerukunan dan kedamaian di wilayah Jembrana.
Dengan merumuskan bentuk kesepakatan dalam rangka mengantisipasi dampak dari insiden di Tolikara Papua, sehingga wilayah Jembrana tetap dalam keadaan kondusif.(dar)