Denpasar – Mengantisipasi gejolak kenaikan harga cabai Bank Indonesia
Provinsi Bali membagikan 30 ribu bibit pohon cabai ke sejumlah kabupaten dan kota.
Upaya itu dilakukan menggandeng Pemerintah Kota Denpasar dalam Pengendalian Inflasi Pangan digelar pada Sabtu, 17 September 2022.
Penyerahan dan penanaman bibit cabai bantuan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPw BI Prov. Bali) kepada Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Denpasar bertempat di Subak Lungatad, Denpasar Utara.
KPw BI Provinsi Bali menyerahkan 3.000 bibit pohon cabai kepada Wali Kota Denpasar untuk kemudian diserahkan kepada TP PKK 4 komunitas masyarakat di Denpasar.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Gusti Agung Diah Utari menyampaikan dalam mengusung program “Merdeka 77.000”, selain kepada PKK
Kabupaten/Kota, KPw BI Prov. Bali juga menyerahkan bantuan bibit cabai kepada desa dan UMKM binaan,
pesraman dan pesantren, serta demplot / klaster pangan.
“Diharapkan program tanam cabai mampu mengantisipasi kenaikan harga cabai yang berdasarkan data historis biasanya mengalami kenaikan di bulan
November dan Desember, ” ungkapnya.
Bantuan bibit cabai dilaksanakan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait lainnya.
Bantuan bibit cabai KPw BI Prov. Bali kepada PKK Kabupaten/Kota se-Bali dialokasikan sebanyak 30.000 pohon.
Bibit pohon cabai akan disebarkan kepada 9 Kabupaten/Kota di Bali (Denpasar, Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Klungkung, Jembrana, Karangasem, Tabanan) dengan alokasi masing-masing sebanyak 3.000 bibit, kecuali Buleleng yang akan dialokasikan 6.000 bibit.
Hal ini mengingat Buleleng
memiliki luas wilayah lebih besar dan jumlah penduduk paling banyak serta merupakan sentra cabai di Bali.
Demikian juga, seiring peningkatan kebutuhan akibat adanya event besar antara lain puncak G20, perayaan Natal dan Tahun Baru, serta periode liburan.
“Melalui urban farming bibit cabai
ini, kami berharap masyarakat dapat memenuhi kebutuhan cabai sehari-hari dari pekarangan rumah”, tutup
Diah. ***