Antisipasi Kerawanan Nyepi, Tokoh Agama di Bali Dikumpulkan

17 Februari 2016, 08:29 WIB

Kabarnusa.com – Dalam mengantisipasi kerawanan terhadap hal-hal yang bisa mengganggu kekhidmatan saat Hari Raya Nyepi para tokoh lintas lembaga agama berkumpul dengan instansi terkait untuk menyusun kesepakatan bersama agar pelaksanaan Nyepi bisa berjalan aman lancar dan damai.

Bertempat di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali digelar rapat koordinasi lintas lembaga keagamaan dan instansi terkait, Selasa 16 Februari 2016.

Kepala Kanwil Kemenag Bali A.A. Gde Muliawan menyatakan, pihaknya tentu melayani semua kepentingan semua agama, sehingga dalam rangka Nyepi bagi umat Hindu di Bali, tidak mengurangi kebebasan menjalankan ibadah bagi agama lainnya.

“Tanpa mengurangi kebebasan beribadah agama dan saudara lainnya, cuma perlu diatur,” kata Muliawan usai membuka rapat yang dihadiri pula Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet Dewa Ngurah Swasta.

Hal itu semata bertujuan tiada lain, adalah toleransi dan kerukunan. Kerukunan umat beragama menjadi harga mati,sebab hanya dengan itu semua program pembangunan dan aktivitas kehidupan berbangsa bernegara bisa berjalan.

“Kami di Kemenang, kerukunan umat beragama itu menjadi salah satu strategi yang kita utamakan,

kalau sudah rukun, bangsa rukun maka semua bisa berjalan dengan baik, inilah kontribusi yang bisa diberikan kepada bangsa dan negara khususnya bagi masyarakat Bali,” katanya.

Diharapkam dengan langkah antisipasi trsebut agar semua tokoh umat, setelah lahir keputusan bersama itu, bisa menyampaikan ke umat masing-masing, agar bisa memaklumi dan meyadari bahwa itulah yang terbaik dan harus dilakukan.

Selama ini, tidak ada yang kontras atau menimbulkan persoalan, misalnya tahun tahun sebelumnya, Nyepi bertepatan hari Jumat atau hari raya Idul Fitri.

Warga muslim di Bali, tetap bisa melaksakan ibadah dengan lancar dan khitmad dengan mematuhi kesepakatan bersama seperti tidak mengeluarkan bunyi-bunyian dan seterusnya,

“Itulah bentuk toleransi terhadap umat Hindu, sehingga pelaksanaan Nyepi bisa berjalan dengan khitmad,” imbuhnya.

Berkaitan Nyepi yang bersamaan dengan datangnya gerhana matahari, Muliawan menyatakan memang ada beberapa ritual yang biasa dilakukan oleh umat beragama seperti Hindu dan Islam,

Hanya saja, untuk umat Hindu, ritual Nyadnya dan dana punia itu, dikalahkan oleh ibadah Nyepi sebagaimana disebutkan banyak sumber seperti lontar dalam swamandala.

“Nyepi tidak boleh dihalangi, karena semua sudah dibersihkan dari hal hal yang buruk, ada yang kurang baik, sudah disapu dibersihkan dalam swandala,” sambungnya.

Demikian pula, terhadap ritual gerhana matahari, bagi umat muslim agar menyesuaikan atau mencari solusi terbaik, agar tidak menganggu ibadah Nyepi.

“Suasana sepi, aman dan nyaman itu menjadi tujuan kita,” demikian Muliawan. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini