Yogyakarta – Dinas Pariwisata (Dinpar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bergerak cepat menyiapkan koordinasi lintas sektor dan pengamanan intensif jelang lonjakan wisatawan akhir tahun 2025.
Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan optimal bagi pengunjung, terutama dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang kerap melanda.
Fokus pengamanan diarahkan secara khusus pada tiga wilayah rawan bencana ikonik di DIY: kawasan Merapi, Menoreh, dan Gunung Sewu.
Sekretaris Dinpar DIY, Lis Dwi Rahmawati, mengungkapkan bahwa rapat koordinasi internal telah dimulai, melibatkan Forkompimda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Dinas Perhubungan.
“Fokus utama saat ini adalah memastikan keamanan wisatawan, terlebih menghadapi cuaca ekstrem,” tegas Lis usai jumpa pers di Kantor DPRD DIY, Selasa (3/12/2025).
DIY memperkirakan terjadi lonjakan signifikan dalam jumlah kunjungan. Dari 1,49 juta wisatawan tahun lalu, tahun ini ditargetkan mencapai 1,5 hingga 1,7 juta wisatawan.
Untuk mengamankan proyeksi ini, koordinasi dengan pengelola destinasi di tiga wilayah rawan tersebut diperkuat melalui forum Pentahelix. Lis menjelaskan,
“Kawasan itu sudah bertahun-tahun rawan bencana, jadi secara rutin sudah dilakukan koordinasi pengamanan. Apalagi dengan cuaca seperti ini, koordinasi akan kami maksimalkan.”
Lis menegaskan bahwa upaya pengamanan ini adalah prioritas. “Kami mencoba memastikan teman-teman wisatawan datang ke Jogja secara aman dan nyaman. Setelah aman, mereka bisa menikmati liburannya dengan nyaman,” ujarnya.
Selain pengamanan, Dinpar DIY juga tengah menyiapkan dukungan bagi sejumlah event akhir tahun yang diyakini menjadi daya tarik utama wisatawan. Beberapa di antaranya berlokasi di kawasan Suara Prambanan (31 Desember), Becici, dan Tebing Breksi.
Untuk mitigasi risiko, Dinpar juga menekankan pentingnya komunikasi kondisi cuaca kepada publik.
“Setiap hari kami akan bekerja sama dengan BMKG untuk menayangkan kondisi cuaca hari ini dan area mana yang aman,” pungkas Lis, meminta bantuan publik untuk menyebarluaskan informasi tersebut. ***

