Antrian Kendaraan di Gilimanuk Capai 2 Kilometer

22 Juli 2014, 22:49 WIB

KabarNusa.com – Memasuki
H-6 lebaran, arus mudik di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, meningkat hingga
mencapai 60 persen dibanding hari biasanya yang didominasi mengunakan
sepeda motor dan mobil pribadi.

Peningkatan arus mudik
sebenarnya terjadi sejak dua hari terakhir. Pemudik pada siang hari
sejak dua hari lalu hingga H-6, masih tergolong lancar.

Meskipun
terjadi antrean kendaraan di loket tiket namun tidak sampai meluber ke
luar pelabuhan.  Antrean kendaraan pada siang hari hanya terjadi di
areal pelabuhan Gilimanuk.

Namun pada Senin (21/7) malam mulai
pukul 20.00 wita hingga Selasa (22/7) pukul 02.00 dini hari terjadi
antrean kendaraan di pelabuhan Gilimanuk hingga meluber keluar
pelabuhan.

Bahkan antrian kendaraan hingga Gelung Kori atau
sekitar dua kilo meter dari pelabuhan Gilimanuk. Antrean kendaraan
tersebut didominasi truk yang akan menyebrang ke Jawa melalui pelabuhan
Gilimanuk.

Hal ini terjadi lantaran mulai H-5  kendaraan truk
tidak diperkenankan melintas di jalur mudik. Terkecuali truk-truk
pengangkut kebutuhan pokok masyarakat.

Manajer Oprasional ASDP
Gilimanuk Wahyudi Susianto menyebutkan, peningkatan jumlah pemudik yang
menggunakan sepeda motor telah terjadi sejak dua hari lalu.

“Peningkatan mencapai 60 persen dari hari biasanya pada H-6 lebaran,” sebutnya dihubungi Selasa (22/7/2014).

Menurutnya
jika hari-hari normal, jumlah sepeda motor yang menyebrang ke Jawa
melalui pelabuhan Gilimanuk sebanyak 1500 unit per hari,  Pada H-6 lebaran meningkat hingga 3000 unit per hari.

Sementara
itu kendaraan pribadi juga terjadi peningkatan sekitar 20 persen dari
hari normal yang biasannya hanya 800 unit perhari.

Guna
memperlancar arus penyebrangan, menurut Wahyudi Susianto, pihaknya
menyiagakan 44 armada kapal dan melakukan penambahan loket tiket untuk
sepeda motor.

“Jika hari-hari normal loket tiket untuk sepeda
motor hanya dua, tapi mulai H-7 kita buka tujuh loket tiket  untuk
sepeda motor,” imbuhnya. (dar)

Berita Lainnya

Terkini