Apa Pentingnya Data Kesehatan Digital bagi Masyarakat, Berikut Ulasannya

Kampanye Data digital kesehatan yang merupakan aplikasi SatuSehat penting dilakukan agar masyarakat lebih memahami data kesehatan dirinya.

19 Mei 2024, 05:38 WIB

Denpasar – Masyarakat penting memahami data kesehatan digital untuk mengetahui rekam medis atau riwayat kesehatannya secara lebih mudah tanpa harus berkali-kali datang ke Faskes.

Hal itu ditekankan Direktur Proyek Transform Health Indonesia (THI) Deddy Darmawan saat menjadi pembicara pada “National Health Talkshow: Optimizing Healthcare Data Governace: Navigating Indonesia’s Digital Health Transition” di Denpasar, Sabtu 18 Mei 2024.

“Mereka tinggal klik aplikasi THI maka data kesehatan dirinya akan muncul,” ungkap Deddy Darmawan

Karenanya, dia menilai pentingnya pengenalan program ‘Transform Health Indonesia-THI’ kepada masyarakat melalui platform kesehatan digital.

Dijelaskan, data digital kesehatan ini merupakan aplikasi ‘Satusehat’ namun perlu diintegrasikan dengan aplikasi lainnya, sehingga rekam medis bisa dalam aplikasi satu platform.

Dengan ‘My Data Our Health’, masing-masing individu/warga masyarakat akan mengetahui riwayat kesehatannya sejak yang bersangkutan melakukan awal pemeriksaan hingga obat yang harus dikonsumsinya sesuai resep dokter.

“Kampanye data kesehatan digital ini penting agar masyarakat makin memahami data kesehatan dirinya yang bisa diketahui secara lebih mudah tanpa harus berkali-kali datang ke Faskes,” tutur Deddy Darmawan.

Workshop digelar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAMKI) berkolaborasi dengan instansi terkait.

Dengan ‘My Data Our Health’, masing-masing individu/warga masyarakat akan mengetahui riwayat kesehatannya sejak yang bersangkutan melakukan awal pemeriksaan hingga obat yang harus dikonsumsinya sesuai resep dokter.

Pada bagian lain, disampaikan
Deddy Darmawan, Kenyataannya saat ini di Indonesia belum bisa terintegrasi dengan aplikasi lainnya.

Aplikasi ini, nantinya akan terintegrasi dengan aplikasi lainnya, di antaranya perbankan, JKN, Kartu Keluarga, bahkan saat mengurus paspor.

“Intinya dengan data digital ini akan memudahkan masuk dengan satu pintu (enter point) yakni dengan meng-klik Nomor Induk Kependudukan (NIK), semuanya ada dalam data tersebut,” ujarnya.

Diakuinya, dengan aplikasi tersebut memang ada sisi peluang dan resiko.

Peluang yang dimaksudkan adalah kemudahan dalam mengetahui data pribadi untuk melakukan pendaftaran di berbagai lembaga, seperti berobat ke rumah sakit atau mendaftar menjadi nasabah bank.

Tetapi di sisi lain, ada juga resiko yakni harus data pribadi itu mampu dijaga kerahasiaannya agar tidak sampai dibobol oleh pihak tak bertanggungjawab.

Tenrunya hal inil menjadi tantangan ke depannya bagi semua pihak, baik oleh masyarakat itu sendiri maupun penyedia layanan penyimpanan aplikasi data.

“Oleh karena itu, kami berharap kepada masyarakat untuk memahami semua aplikasi data ini,” harapnya

Warga harus dilakukan edukasi tentang kerahasiaan data pribadinya.

Diingatkan, satu sisi, warga sendiri akan mengetahui riwayat kesehatannya. Sehingga ketika datang berobat, misalnya ke rumah sakit dengan memasukan NIK akan mencul riwayat si pasien yang di derita sebelumnya.

“Sehingga pemberian obatnya akan lebih tepat,” katanya menambahkan.

Pada kesempatan sama Dekan FK Unud Prof. Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, memaparkan pengembangan data berbasis digital menjadi tantangan dalam pembangunan kesehatan, tetapi itu harus dibangun dan meyakini akan memberikan kemudahan dalam layanan kesehatan yang terintegrasi dan paripurna.

Dukungan akademisi tentu sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam transisi transform health berbasis data digital di Indonesia

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. dr. Nyoman Gede Anom selaku pengelola program kesehatan, mendukung kegiatan ini dan berharap pengenalan program THI dengan mengedepankan transformasi data kesehatan digital akan sangat membantu kerja Dinas Kesehatan serta provider pelayanan kesehatan.

Menurut Gede Anom dengan data yang cepat, tepat, dan akurat tentu akan menjadi dasar dalam perencanaan program kesehatan serta pengambilan keputusan yang tepat dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

“Kita saat ini masih menghadapi permasalahan dalam pengembangan teknologi data digital seperti infrastruktur, SDM maupun sistem yang terintegrasi,” sambungnya

Ketua IAMKI Bali Dian Kurniasari sangat mengapresiasi kerja sama THI dengan IAKMI Bali dan PSKM FK Universitas Udayana dan mendukung sepenuhnya upaya sosialisasi dan penguatan program digital pada layanan kesehatan.

IAKMI berharap layanan digital dapat dimaksimalkan pada layanan primer di puskesmas, selain di rumah sakit maupun, BPJS-JKN yang sudah berjalan baik saat ini.***

Artikel Lainnya

Terkini