Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Komunikasi dan Informasi (KOminfo) Samue “Sammy” Abrijani Pangerapan (kiri) bersama Ketua APJII Jamalul Izza (kanan) (foto:istimewa) |
NUSA DUA – Miss Internet Indonesia ditargetkan bisa menuju kancah internasional mengingat saat ini kontes kecantikan ini sudah masuk sebagai salah satu dari 18 inisiatif unggulan dari komunitas teknologi informasi dan komunikasi dalam nominasi tahunan Anugerah World Summit on the Information Society, yang biasa disebut WSIS Prizes.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) dari Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) Semuel “Sammy” Abrijani Pangerapan. Diketahui, ajang WSIS Prizes diselenggarakan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2012.
“Kenapa bisa kontes Miss Internet Indonesia dipilih [menjadi nominator] dalam program internasional sekelas ini? Karena di negara lain belum pernah ada kontes semacam ini. Ini pertama kali yang pernah ada,” ungkap Ketua Umum APJII periode 2015-2018 Jamalul Izza, Sabtu (29/4/17) malam.
Izza menjelaskan ke-18 inisiatif membutuhkan vote agar dapat melaju ke babak berikutnya, yaitu penentuan lima inisiatif unggulan untuk WSIS Champion berdasarkan perolehan suara terbanyak. Kemudian, tim pakar WSIS akan menilai lagi ke lima unggulan tersebut untuk mendapatkan satu untuk setiap kategori.
Lantaran bobot acara kontes kecantikan unik ini, APJII tahun mendapat dukungan Kementrian Komuniasi dan Informatika (Kominfo), Kementrian Perindustrian dan Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementrian UKM), dan Kepolisian RI dalam penyelenggaraan Miss Internet Indonesia 2017.
Ketua Pelaksana Miss Internet Indonesia 2017, I Gede Yudhatama menambahkan, rencana kerja Miss Internet Indonesia meliputi ruang lingkup seminar, workshop, diskusi, roadshow, bimbingan masyarakat dan menulis artikel untuk membangun opini positif terhadap industri Internet, yang kini sudah menjadi hajat hidup orang banyak.
Untuk lebih menggaungkan kampanye positif, APJII juga memilih Miss Internet Wilayah. Kata Yudha, selain Miss Internet Indonesia, pihaknya juga memilih miss internet wilayah, ada 12 miss internet wilayah yang akan melaksanakan tugas di wilayah masing-masing.
“Kalau Miss Internet Indonesia lebih sebagai corong untuk mensuarakan gerakan secara nasional, Miss Internet Wilayah akan mensosialisasikan kegiatan secara lokal,” sambungnya. APJII berharap acara Grand Final di Bali bukan akhir dari acara puncak, namun hal tersebut merupakan “Gong” pembuka dari pengejewantahan program miss Internet kepada masyarakat.
Kontes seperti merupakan grand final dengan konsep unik dan belum pernah ada dalam kontes-kontes kencantikan yang pernah ada.
Selain itu, APJII berharap ke depan bisa mengadakan kontes lainnya dalam skala nasional untuk mempromosikan visi dan misi asosiasi, diantaranya kontes yang berkaitan dengan dunia cyber, pendidikan tentang Internet dan techno-preneurship.
Dalam ajang bergengsi pertama kali itu, Marsya, gadis segudang talenta yang telah dinobatkan menjadi duta utama APJII selama satu tahun berhak membawa pulang hadiah senilai Rp 100 juta. Sedangkan juara kedua, ketiga, dan juara favorit juga mendapatkan hadiah berupa uang tunai puluhan juta rupiah. (rhm)