Denpasar – Di bawah sorotan lampu dan atmosfer penuh harapan, kepengurusan baru Perhimpunan Jurnalis (PENA) NTT Bali periode 2025-2028 resmi dilantik. Upacara di Hotel Puri Ayu, Denpasar, menjadi momentum bersejarah saat Ketua Dewan Penasehat PENA NTT, Emanuel Dewata Oja, menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Agustinus Apollonaris Klasa Daton.
Perwakilan Gubernur NTT, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisila Qunegunda Parera, menyampaikan pesan yang sarat makna. Ia menegaskan bahwa jurnalis bukan sekadar pewarta, tetapi juga pembangun peradaban yang menjembatani kekayaan NTT kepada dunia.
“Hari ini bukan hanya tentang kepengurusan baru. Ini tentang masa depan jurnalisme yang lebih kuat, lebih berdaya, dan lebih berpihak pada kepentingan publik,” ujar Prisila, membacakan sambutan Gubernur NTT.
Di sisi lain, perwakilan Gubernur Bali, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Ida Bagus Manuaba, menyoroti peran PENA NTT sebagai penggerak perubahan. Ia menekankan pentingnya solidaritas antarjurnalis serta profesionalisme yang menjunjung tinggi etika dan keberanian menghadapi tantangan zaman.
“Lebih dari sekadar wadah berkumpul, PENA NTT adalah kekuatan. Dengan lebih dari 50 media di bawah naungannya, saya yakin organisasi ini mampu menjadi katalis perubahan, membantu menjaga keamanan, ketertiban, dan kedamaian di tengah dinamika masyarakat yang semakin kompleks,” tuturnya.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Apollo menggambarkan PENA NTT sebagai lebih dari sekadar organisasi—ia adalah rumah.
“Di sinilah kami saling menguatkan, di saat tekanan datang. Di sinilah kami saling mengingatkan, ketika ego mengancam. Dan di sinilah kami terus berjuang, bahkan ketika jalan terasa sunyi sekalipun,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Lebih jauh, Apollo menggarisbawahi bahwa wartawan tak pernah kehabisan akal untuk melayani. “Izinkanlah kami tetap berlayar, menyusun fakta menjadi narasi. Sebab pena bukan sekadar alat, melainkan cahaya yang menuntun kebenaran,” pungkasnya.
Dengan pelantikan ini, PENA NTT memasuki babak baru—babak yang mengokohkan peran jurnalis sebagai pilar demokrasi, sebagai suara yang tak boleh tenggelam, dan sebagai penggerak perubahan yang tak kenal lelah.