![]() |
Ketua Umum APPAN Bali Hj Lusiana Sanato didampingi Koordinator Panti Asuhan Bram Nurrohim, |
Kabarnusa.com – Sebagai organisasi sosial yang memberi perhatian kepada anak-anak kurang beruntung Asosiasi Pemerhati Panti Asuhan Nusantara (APPAN) Bali yang berdiri sejak tahun 1992 terus mengetuk kepedulian masyarakat. Selain menyalurkan bantuan dari donatur untuk mereka yang berhak, APPAN juga melakukan pembinaan dalam pengelolaan dan pengembagan panti asuhan agar terkelola dengan baik.
Ketua Umum APPAN Bali Hj Lusiana Sanato, mengungkapkann, organisasi yang dipimpinnya, terus berupaya membantu meningkatkan pengelolaan dan pengembangan pant-panti asuhan di Bali agar bisa menjalankan misi dan tujuan berdirinya panti asuhan.
Pengelolaan organisasi cukup penting karena berkaitan dengan tanggungjawab dan transparansi dalam pengelolaan bantuan dari donator atau masyarakat muslim lainnya di Bali yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak yatim piatu atau miskin.
Karenanya, Lusiana selalu menekankan, agar panti-panti asuhan di bawah binaan APPAN, menjaga komitmen dan amanah untuk mengasah kepekaan sosial, berjamaah dan tetap memperhatikan anak-anak yatim piatu tersebut.
“Kami terus lakukan pembinaan panti-panti asuhan dari segi tata kelola organisasi agar tertib administrasi, memfasilitasi hal positif donatur atau pemerhati guna menyalukan bantuan panti asuhan yang tersebar Bali,” tuturnya.
Semua dana yang berhasil dikumpulkan, disalurkan ke panti-panti asuhan yang berada dalam pembinaan APPAN.
“Perhatian itu tak lain untuk memberikan hak-hak anak-anak panti agar dapat tumbuh berkembang memiliki wawasan luas bidang ilmu pengetahuan teknologi dan memiliki ketakwaan,” tuturnya saat buka puasa dengan ratusan anak yatim se- Bali di Sanur Denpasar Minggu 28 Juni 2015.
Kehadiran APPAN di Bali, kata Lusiana, secara reguler melakukan kunjungan pendataan ke 30 panti asuhan yang memiliki sekira 2000 anak-anak agar selalu termonitor dan dan berkesinambungan.
Sejauh ini, dari 30 panti asuhan yang tersebar merata di wilayah Bali Barat, Selatan hingga timur, sudah terdata dengan baik. Artinya, semua perizinan sudah lengkap dari Kementerian Sosial sehingga benar-benar terorganisir dengan baik.
Dengan pendataan yang rutin dan pengorganisasian yang baik, maka bisa menekan terjadinya misalnya penyimpangan dalam penyaluran bantuan.
Di pihak lain, dalam bulan ramadan ini, pihaknya juga menggelar kegiatan buka puasa dan makan sahur dengan bingkisan lebaran berupa transpor untuk 100 anak yatim.
Hal sama disampaikan Kordinator Panti Asuhan APPAN Bram Nurrohim, bahwa panti asuhan yang dibina APPAN memiliki legalitas. Pihaknya telah melakukan verifikasi terhadap semua panti asuhan yang ada di Bali, di mana yang memenuhi syarat ada 30 panti asuhan.
“Syarat yang harus dimiliki panti asuhan yakni memiliki tanah wakaf, ada izin kementerian sosial dan memiliki badan hukum yayasan,” sambungnya. (rhm)