Nusa Dua – Industri asuransi nasional menunjukkan kinerja solid dengan total aset yang mencapai Rp1.169,64 triliun per September 2025, mencatat pertumbuhan sebesar 3,30% secara tahunan (yoy).
Angka ini dirilis bertepatan dengan perayaan Hari Asuransi ke-19 yang digagas Dewan Asuransi Indonesia (DAI).
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, pertumbuhan aset ini ditopang oleh asuransi komersial yang asetnya meningkat 3,99% yoy menjadi Rp948,4 triliun.
Meskipun premi asuransi jiwa terkontraksi 0,84% yoy, premi asuransi umum dan reasuransi berhasil tumbuh 2,67% yoy dengan nilai Rp91,13 triliun. Secara keseluruhan, pendapatan premi komersial Januari-Juli 2025 tercatat sebesar Rp194,55 triliun.
Ketua DAI, Yulius Bhayangkara, mengakui bahwa di tengah kinerja keuangan yang kuat, tantangan utama industri tetap pada peningkatan pemahaman dan kepercayaan masyarakat.
“Kami meyakini literasi asuransi bukan hanya tentang mengenalkan produk, tetapi juga memberikan pemahaman yang benar mengenai pentingnya perlindungan keuangan,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Hari Asuransi 2025.
Soliditas industri ini juga tercermin dari tingkat permodalan yang jauh di atas batas aman OJK.
Rasio Risk Based Capital (RBC) asuransi jiwa mencapai 471,23%, sementara asuransi umum dan reasuransi sebesar 312,08%, jauh melampaui batas minimum 120%.
Menariknya, total klaim asuransi komersial pada Juli 2025 mengalami penurunan signifikan sebesar 6,92% menjadi Rp110,12 triliun, didorong oleh penurunan klaim asuransi jiwa sebesar 9,93%. Namun, klaim asuransi umum justru meningkat tipis 2,07% menjadi Rp28,69 triliun.
Di sektor syariah, total aset juga mencatat pertumbuhan positif 5,58% yoy mencapai Rp47,94 triliun, dengan total kontribusi naik 5,41% yoy menjadi Rp15,56 triliun.
AAUI Pimpin Literasi, Sasar UMKM
Dalam perayaan tahun ini, DAI menunjuk Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sebagai Ketua Pelaksana Hari Asuransi 2025 dengan mengusung tema “Literasi Asuransi Untuk Negeri”.
Ketua AAUI, Budi Herawan, menekankan pentingnya peran asuransi sebagai kebutuhan dasar.
“Asuransi sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat untuk menghadapi risiko yang dapat terjadi kapan saja,” ujarnya.
AAUI berkolaborasi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk melaksanakan program literasi dan inklusi asuransi bagi pelaku UMKM di 10 kota.
Ketua Panitia Hari Asuransi 2025, Muhammad Iqbal, optimis langkah ini dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan memperkuat inklusi asuransi.
“Kami berharap kepercayaan masyarakat terhadap asuransi dapat terus tumbuh, menjadikan asuransi sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga ketahanan perekonomian nasional,” tutup Iqbal.
Komitmen ini diperkuat oleh data peningkatan indeks literasi perasuransian yang melonjak menjadi 45,45% dan inklusi mencapai 28,50% (SNLIK 2025), yang didorong salah satunya oleh inovasi produk proteksi di layanan belanja online. ***