Denpasar– Di tengah mobilitas jalan raya yang kian padat, kesadaran akan keselamatan berkendara (safety riding) menjadi harga mati.
Dalam ajang Awarding Astra Motor Journalist Competition 2025, PIC Safety Riding & Community Promotion Astra Motor Bali, Ngurah Iswahyudi, memaparkan fakta krusial mengenai perilaku pengendara yang kerap menjadi pemicu kecelakaan di jalan raya.
Iswahyudi menyoroti enam perilaku berisiko yang mendominasi kejadian laka lantas: kecerobohan menjaga jarak, kebut-kebutan, lalai saat berbelok atau mendahului, berkendara dalam kondisi lelah, hingga perilaku negatif seperti menerobos lampu merah yang belakangan sering viral di media sosial.
Salah satu poin paling krusial yang ditekankan adalah teknik menjaga jarak aman menggunakan Metode 3 Detik.
Iswahyudi menjelaskan, mata manusia membutuhkan waktu untuk bereaksi, dan sistem pengereman motor memerlukan ruang untuk menghentikan laju kendaraan sepenuhnya.
“Kita gunakan rumus sederhana: 1001, 1002, 1003. Saat kendaraan di depan melewati sebuah benda statis (seperti pohon atau tiang), kita baru boleh melewati benda tersebut setelah hitungan ketiga. Itulah jarak aman kita,” ujar Iswahyudi dalam acara yang dipandu Marcom Astra Motor Bali Agung Mayuni.
Berdasarkan data teknis operasional, ia merinci perbandingan kecepatan dan jarak henti sebagai berikut:
Kcepatan Estimasi Jarak Pengereman Aman
30 km/jam Membutuhkan ruang henti yang cukup signifikan |
40 km/jam Idealnya berhenti di titik 10–15 meter
80 km/jam membutuhkan ruang pengereman minimal 20 meter |
“Jika kita gagal menjaga jarak ini, risiko tabrakan beruntun sangat tinggi karena kita tidak memiliki waktu bereaksi saat kendaraan di depan melakukan pengereman mendadak,” tambahnya.
Tak hanya memberikan tips teknis, Iswahyudi juga mengajak rekan-rekan media untuk menjadi role model bagi masyarakat.
Ia menekankan keselamatan bukan sekadar teori, melainkan praktik nyata seperti selalu menggunakan helm dan mematuhi rambu lalu lintas.
Ia juga menyoroti fenomena “otak yang sudah di kantor” saat berkendara di pagi hari.
Kondisi pikiran yang terburu-buru sering kali membuat pengendara kehilangan fokus dan mengabaikan manuver berbahaya, seperti menyalip tanpa melihat spion atau tidak menyalakan lampu sein.
Sebelum melakukan manuver atau menyalip, pastikan cek spion dan nyalakan sein.
“Filosofi kami jelas: Cari_Aman., pastikan setiap perjalanan berakhir dengan selamat sampai di rumah,” tutupnya .***

