Kabarnusa.com – Aktivitas pembangunan perumahan atau properti residensial di Provinsi Bali pada awal tahun 2016 diprediksi membaik seiring dengan pertumbuhan harga pasar primer.
Berdasar hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di Bali triwulan IV-2015, diketahui, terjadinya peningkatan pertumbuhan harga di pasar primer. Peningkatan terjadi meskipun, sedikit melambat dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya.
Tercatat, indeks harga properti residensial Provinsi Bali pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar 183,8 atau naik 0,34% qtq). indeks itu lebih rendah dibanding kenaikan indeks pada triwulan sebelumnya sebesar 0,62% (qtq).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati mengungkapkan, ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan pertumbuhan harga properti residensial primer pada triwulan IV-2015.
Pertama kenaikan harga bahan bangunan (28,85%), kedua kenaikan upah pekerja (26,92%), ketiga kenaikan harga bahan bakar minyak (19,23%) dan biaya perizinan yang mahal (15,38%), serta faktor lainnya.
“Secara tahunan (yoy), pertumbuhan harga properti residensial primer pada triwulan IV-2015 juga mengalami peningkatan sebesar 1,77% (yoy),” sebut Dewi dalam siaran pers yang diterima Kabarnusa.com Senin (21/3/2016).
Pertumbuhan itu tergolong melambat dibandingkan pertumbuhan padat riwulan III-2015 yaitu sebesar 2,72% (yoy).
Sedangkanm dilihat dari tipe rumah, perlambatan kenaikan harga hampir terjadi pada semua jenis tipe rumah.
Peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah yang tumbuh sebesar 2,21% (yoy) sedangkan peningkatan terendah terjadi pada rumah tipe besar yang tumbuh sebesar 1,43% (yoy).
Untuk secara triwulanan, kata Dewi, kenaikan harga terjadi pada tipe rumah menengahdan besar.
Peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah dengan kenaikan sebesar 0,89% (qtq).
Sementara untuk tipe besar mengalami peningkatan harga sebesar 0,13% (qtq) dan tipe kecil tidak mengalami kenaikan harga. (rhm)