GIANYAR – Sineas dan budayawan Garin Nugroho mengadakan roadshow yang membahas seni pertunjukkan di berbagai kota besar di Tanah Air dimulai dari Bali dilanjutkan Yogyakarta, Bandung dan Jakarta.
Dilatarbelakangi kondisi seni pertunjukan yang terus tumbuh dan berkembang di Indonesia namun tidak sejalan dengan tumbuhnya regenerasi kreator muda yang mampu konsisten berkarya sekaligus membangun komunitas seni di lingkungannya.
Dalam kerangka menumbuhkan kembali konsistensi berkarya seniman muda, Galeri Indonesia Kaya bersama Garin Nugroho membuat gagasan pengembangan program yang membahas seni pertunjukan.
Program berjudul ‘Ruang Kreatif: Bincang Seni Pertunjukan Indonesia bersama Garin Nugroho’ digelar di sejumlah kota guna mensosialisasikan program tersebut.
Selama roadshow akan diisi dengan bincang-bincang menarik dengan para instruktur dari seniman profesional yang membagi ilmu dan pengalaman menangani proyek seni kolaboratif.
Bali menjadi kota pertama sekaligus pembuka rangkaian program ruang kreatif Bincang Seni Pertunjukan Indonesia.
Garin mengungkapkan, beberapa komunitas seni terus berkarya. memiliki kemampuan membangun dan meregenerasi komunitas, seperti Teater Koma, Teater Garasi, Bagong Kussudiarjo dan masih banyak lagi.
“Melalui ruang kreatif ini, kami berharap seniman muda Indonesia mampu bersaing dengan seniman di dalam maupun luar negeri,” ujar Garin di Bentara Budaya Bali Ketewel Gianyar, Bali Selasa (2/7/2016).
Program ini ditujukan bagi kreator muda yang tergabung dalam komunitas seni dan memiliki gagasan pementasan yang dituangkan dalam ‘Proposal Art Project’.
Untuk pendaftaran terbuka bagi seniman muda WNI berusia maksimal 30 tahun dan tergabung dalam komunitas seni.
Peserta dapat mengikuti ruang kreatif dengan cara mengirimkan proposal yang berisi gagasan pementasan dan mengisi serta mengirimkan formulir melalui email paling lambat 25 Agustus 2016. Sebanyak 25 peserta terseleksi akan mengikuti workshop di Jakarta pada bulan September 2016.
Bincang Seni Pertunjukan Indonesia menggandeng para seniman yang ahli di bidangnya masing-masing seperti Eko Supriyanto dan Happy Salma untuk membagi pengalamannya di dunia seni pertunjukan.
Menurut Eko, seorang seniman tentunya harus selalu rajin mencari inspirasi yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan ide dan kreativitas.
Salah satu contoh adalah memiliki kemampuan untuk mengolah ide-ide pertunjukan yang sangat Indonesia menjadi sebuah seni pertunjukan yang kemudian dapat dinikmati di kancah internasional tanpa harus menghilangkan unsur budaya asli,” ujar Eko Penari dan Koreografer.
Hal sama disampaikan Happy Salma yang juga hadir untuk menceritakan pandangannya terhadap potret seni pertunjukan di Bali khususnya pada generasi muda,
Kata Happy, di era yang serba digital ini, para seniman juga harus pintar untuk memanfaatkan sarana media sosial yang tersedia, mulai dari media cetak, online baik itu jejaring sosial seperti twitter, instagram maupun facebook.
“Peran media dapat membantu untuk menjaga keberlangsungan komunitas seni agar tidak mudah dilupakan oleh masyarakat,” kata Happy.
Sebagai ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia, workshop yang diberi tema Ruang Kreatif bertujuan mengedukasi masyarakat khususnya penikmat seni.
Diharapkan, tidak hanya menikmati pertunjukan tetapi juga dapat mengetahui proses awal dalam sebuah pertunjukan.
Hal ini merupakan wujud peduli Galeri Indonesia Kaya untuk terus mendukung komunitas seni sekaligus menumbuhkan bakat-bakat baru kreator seni dan generasi muda dalam seni pertunjukan Indonesia,” imbuh Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian. (rhm)