Badung – Dua jantung pariwisata Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali dan DKI Jakarta, hari ini mengukuhkan sinergi strategis yang akan membentuk masa depan pariwisata berkelanjutan.
Komitmen bersama ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah aksi nyata untuk mengatasi tantangan klasik seperti sampah, kemacetan, dan pergerakan wisatawan, demi menjaga pesona Bali sebagai destinasi impian dunia.
Bali Bergerak: Lingkungan Bersih, Mobilitas Lancar, Pariwisata Berbudaya
Gubernur Bali, Wayan Koster, dengan tegas menyatakan komitmennya dalam mewujudkan Bali yang bersih dan nyaman. “Gerakan Bali Bersih Sampah,” yang diatur melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025, secara ambisius menargetkan Bali bebas sampah dalam dua tahun ke depan. Seluruh elemen masyarakat, dari pemerintah desa adat hingga pelaku usaha dan sekolah, diwajibkan untuk mengelola sampah dari sumbernya dan membatasi penggunaan plastik sekali pakai.
Tak hanya itu, kemacetan yang kerap menjadi momok juga ditangani serius. Berbagai skema lalu lintas baru, penyesuaian jam operasional, hingga pelarangan angkutan logistik siang hari telah diterapkan.
Gubernur Koster juga mengumumkan kabar baik: pembangunan underpass di Denpasar dan Badung akan segera dimulai, didanai oleh 10% PHR kabupaten/kota terkaya, dengan target rampung sebelum 2029. Armada Kendaraan Dewata pun kembali beroperasi, ditambah dengan penjajakan moda transportasi berbasis rel untuk masa depan.
“Lebih dari 400 wisatawan asing dengan perilaku menyimpang telah kami deportasi,” tegas Gubernur Koster, menunjukkan keseriusan Bali dalam menjaga keamanan dan kenyamanan.
Di sisi lain, angka kunjungan internasional yang mencapai rata-rata 20.309 pengunjung per hari pada April 2025 serta kenaikan signifikan penerimaan pajak daerah, menjadi bukti nyata pemulihan pariwisata yang gemilang.
Jakarta Merangkul: Konektivitas Kuat, Investasi Film, Budaya Betawi Mendunia
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyambut hangat kolaborasi ini. Dengan dana silpa APBD DKI hampir Rp 4,8 triliun dan dukungan penuh dari Bank DKI, MRT, dan Transjakarta, Jakarta siap menjadi jembatan konektivitas bagi wisatawan domestik, mengingat 6 juta dari 9,5 juta wisatawan domestik ke Bali berasal dari ibu kota.
Inovasi juga digulirkan di Jakarta.
Sepuluh hotel diwajibkan menampilkan budaya Betawi, sementara pembentukan Jakarta Film Commission dan konsep “Jakarta Kota Cinema” siap menarik talenta dan investor perfilman, memanfaatkan potensi 84 juta penonton nasional pada tahun 2024. Kebijakan ASN wajib menggunakan transportasi umum setiap Rabu pun diperluas, menunjukkan komitmen Jakarta terhadap mobilitas berkelanjutan.
BBTF 2025: Jembatan Global untuk Produk dan Destinasi
Perhelatan Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 menjadi sorotan utama dalam sinergi ini. Putu Winastra, Ketua Panitia BBTF 2025, menegaskan, “BBTF menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan tahan lama antara produk dan destinasi, memberikan kesempatan bagi peserta untuk merasakan pengalaman nyata di tempat, melampaui sekadar ruang pamer.”
Ia menambahkan bahwa BBTF telah membuktikan jangkauan dan dampak internasionalnya, berakar pada semangat budaya unik Bali namun berfokus pada seluruh Indonesia.
Senada dengan hal itu, Ida Bagus Partha Adnyana, Ketua Bali Tourism Board, menekankan peran sentral ASITA sebagai “dapur” dan “gardas terdepan” dalam industri pariwisata. “Kami berkomitmen memperkuat kehadiran ASITA di Bali agar kualitas layanan dan kolaborasi industri pariwisata se-Indonesia semakin kokoh,” ujarnya.
Dengan sinergi yang kokoh antara Bali dan Jakarta, didukung oleh kebijakan terpadu dan semangat kolaborasi, masa depan pariwisata Indonesia tampak semakin cerah. Bali akan terus bersinar sebagai destinasi unggulan dunia, menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung. ***