Bali Diharapkan Terdepan dalam Pengembangan Industri Kreatif di Indonesia

5 September 2020, 00:00 WIB

Denpasar – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati
mengungkapkan harapannya agar Bali bisa menjadi terdepan dalam pengembangan
industri kreatif di Tanah Air.

Hal disampaikan Cok Ace saat memberikan keynote spekers dalam Internasional
Web Seminar bertajuk “Empowering Creative Industry to Rejuvenate the Economy
During and After Covid-19 Pandemic” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi
Bisnis Universitas Udayana secara daring, Jumat (4/9/2020). 

Pandemi COVID-19 membawa dampak yang signifikan bagi semua aspek kehidupan
masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya.  

Bali bukan satu-satunya yang mengalami tantangan ini, seluruh dunia juga
menghadapi kesulitan yang sama. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I
tahun 2020 minus (1,14)%, sedangkan pada triwulan II tahun 2020 perekonomian
Bali menurun lebih dalam hingga minus (10,98)%.  

Pertumbuhan yang lambat ini disebabkan oleh penurunan tajam pendapatan dari
sektor utama Bali yaitu pariwisata. Jumlah wisatawan mancanegara di Bali
telah menurun sejak awal pandemi hingga 99,97 persen pada Mei 2020.

“Bali mengalami kerugian sekitar 9,7 triliun Rupiah setiap bulan dari sektor
pariwisata saja,” ungkap Cok Ace

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bali,
per 25 Mei 2020, sebanyak 71.313 tenaga kerja sektor formal di-PHK dan 2.570
orang kehilangan pekerjaan. 

Industri kreatif merupakan sektor ekonomi yang sedang berkembang di
Indonesia yang dianggap sebagai industri paling menguntungkan secara
nasional melalui peningkatan nilai tambah produk sebagai hasil kreativitas
dan inovasi seseorang.  

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat, industri kreatif
memberikan kontribusi sekitar Rp 989 triliun pada PDB nasional 2017 atau
sekitar 7,28 persen.  

Kontribusi sektor ini sebenarnya terus meningkat dimana pada tahun 2017
tumbuh 5,07 persen. Selain itu, industri kreatif menyediakan 17,7 juta
lapangan kerja atau sekitar 14,61 persen dari angka penyerapan tenaga kerja
nasional. Pekerja industri kreatif rata-rata menerima gaji 2,23 juta
rupiah. 

 “Melihat potensi yang luar biasa ini, saya sangat berharap Bali bisa
menjadi yang terdepan di Indonesia dalam mengembangkan industri kreatif”,
ujarnya. 

Bali kaya akan seni dan budaya. Hal ini menjadikan Bali memiliki potensi
yang sangat besar dalam pengembangan sektor pariwisata dan industri kreatif.
Secara nasional jumlah subsektor industri kreatif tertinggi adalah kuliner
(41,47%), fashion (17,68%) dan kerajinan (14,99%). 

Bali memiliki peluang yang menjanjikan untuk mengembangkan kuliner, fashion,
seni rupa, dan seni pertunjukan. Misalnya, Ubud pernah mendapatkan
penghargaan dari UNWTO sebagai Global Gastronomy Destination pada tahun
2019. 

Selain terkenal dengan mahakarya seninya seperti lukisan dan tari
tradisional, Ubud ternyata juga memiliki potensi kuliner lokal.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan konsumsi dan produksi produk
kreatif dan berdampak negatif pada 98 persen pekerja industri kreatif. 

“Ini memang sangat disayangkan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali
berkomitmen mendukung langkah-langkah yang diperlukan untuk pemulihan
perekonomian Bali, termasuk sektor industri kreatif,” imbuhnya.  

Secara umum, Pemerintah Provinsi Bali melalui Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) sebenarnya telah menyiapkan berbagai program dan bantuan yang
ditujukan bagi masyarakat yang paling terdampak saat pandemi.  

Program ini dibagi menjadi dua bagian; Perlindungan Sosial dan Perlindungan
Bisnis. Dalam Perlindungan Sosial, Program PEN memberikan beberapa bantuan
untuk meringankan beban masyarakat yang paling rentan.  

Bantuan tersebut adalah: Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Langsung,
Bantuan Tunai Sosial, Bantuan Langsung Tunai-Dana Desa, Program Kartu Pra
Kerja, Bantuan Langsung Tunai untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan
Subsidi Upah.

Dalam Perlindungan Usaha, pemerintah memberikan Program Subsidi Bunga untuk
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Jaminan Kredit UMKM, Jaminan Kredit
Korporasi, dan Penempatan Tunai Negara pada Bank Umum Mitra sebagai
kebijakan pemulihan ekonomi nasional.

Program dukungan ini didedikasikan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi kita
saat krisis, khususnya di Bali. Namun, program tersebut tidak diarahkan
untuk meningkatkan daya saing ekonomi pasca pandemi. 

 “Ini adalah masalah penting yang perlu kita pertimbangkan mulai
sekarang. Berbicara tentang pemberdayaan industri kreatif, saya ingin
menyoroti 4 aspek penting, yaitu: Refulation Support, Human Resource
Improvement, Capital Support, dan Market Accessibility Support”,
paparnya. 

Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada
industri kreatif khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terutama bagi
UMKM melalui dukungan regulasi seperti UU Gubernur No. 79/2018 dan UU
Gubernur No. 99/2018 yang ditujukan untuk mendukung penggunaan dan konsumsi
produk lokal Bali.  

Selain itu, saat terjadi pandemi, pemerintah juga mempermudah proses
perizinan dan perizinan investasi di Bali guna mendongkrak perekonomian. Di
sisi lain, peningkatan sumber daya manusia industri kreatif dilakukan
melalui serangkaian pelatihan dan workshop sesuai dengan bidang yang
dikembangkan masing-masing (kuliner, seni, fashion, dll). 

Jika kualitas sumber daya manusia kita ditingkatkan maka produk kreatif juga
akan jauh lebih baik dan memiliki nilai tambah yang lebih baik.

Pada aspek dukungan permodalan selanjutnya, industri kreatif di Bali juga
dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman dan modal.  

Ini merupakan bagian dari dukungan pemerintah dan lembaga keuangan bagi
industri kreatif untuk mengembangkan dan memperluas industri. Terakhir,
dukungan aksesibilitas pasar juga menjadi aspek penting dalam mengembangkan
industri kreatif. Pemerintah menggagas berbagai program dan kampanye untuk
membuka akses pasar seluas-luasnya.  

Pemerintah memberikan dukungan melalui berbagai jalur promosi, program pasar
terjangkau, dan program pendukung lainnya seperti “Jalan-Jalan Bali” atau
“explore Bali” sebagai kampanye mengajak masyarakat menjelajahi keindahan
Bali sekaligus mendukung produk kreatif lokal di Bali. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini