Bali Optimistis Jaga Inflasi Tetap Stabil di Akhir Tahun Melalui Sinergi Kuat TPID

Dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan menjelang akhir tahun 2025 Provinsi Bali menunjukkan optimisme yang tinggi

17 November 2025, 08:47 WIB

Denpasar – Provinsi Bali menunjukkan optimisme tinggi dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan menjelang akhir tahun 2025.

Hal ini mengemuka dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali yang resmi dibuka oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI, Ribka Haluk, pada 14 November 2025.

Pertemuan strategis ini dihadiri oleh jajaran penting, termasuk Gubernur Bali, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, pimpinan Bulog dan BPS, serta seluruh anggota TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali.

Dalam arahannya, Wamendagri Ribka Haluk memberikan apresiasi atas sinergi Pemerintah Provinsi Bali dan BI yang berhasil menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan. Bali diapresiasi atas pencapaian ekonomi yang luar biasa:

Pertumbuhan Ekonomi: Tercatat 5,88% (yoy) pada Triwulan III 2025, menjadikannya peringkat ke-4 tertinggi secara nasional.

Inflasi: Terjaga rendah di angka 2,61% (yoy).

Tingkat Kemiskinan: Turun signifikan menjadi 3,72% (Maret 2025), menempatkan Bali sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah di Indonesia.

Wamendagri menegaskan bahwa kinerja ini sangat krusial dalam mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional menuju 8% (yoy).

Gubernur Bali menekankan HLM sebagai forum kunci untuk merumuskan langkah-langkah pengendalian inflasi yang lebih efektif.

Fokus utamanya adalah penguatan koordinasi antar TPID, terutama dalam menjamin kelancaran distribusi, mengamankan pasokan, dan menjaga daya beli masyarakat.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menggarisbawahi tiga fokus utama BI bersama TPID Bali menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan akhir tahun:

Penguatan Pasokan Komoditas Utama: Terutama beras, daging ayam, dan telur, yang berkontribusi besar terhadap inflasi.

Antisipasi Harga Komoditas Musiman: Memonitor tren kenaikan harga komoditas musiman seperti Canang Sari, Cabai Merah, Cabai Rawit, Pisang, Jeruk, dan Daging Babi.

Monitoring Stok Pangan: Melakukan pengawasan ketat terhadap kecukupan stok untuk mitigasi risiko inflasi akibat dinamika cuaca dan peningkatan permintaan.

“BI bersama TPID Provinsi Bali akan terus bersinergi dan berinovasi untuk mengawal stabilitas harga dan ingin menjadi contoh bagi nasional dalam memastikan terpenuhinya bahan pangan strategis tidak hanya untuk masyarakat melainkan juga dalam mendukung sektor pariwisata yang saat ini sedang berada pada tren yang meningkat,” ujar Erwin.

Untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas, Bank Indonesia turut menyalurkan bantuan sarana prasarana produksi pertanian dan perikanan ke seluruh Kabupaten/Kota di Bali.

Bantuan ini diserahkan secara simbolis kepada perwakilan penerima, seperti Koperasi Pemasaran Petani Muda Keren (Buleleng) dan Subak Penasan (Klungkung).

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok, meningkatkan efisiensi produksi, dan mendukung stabilitas harga jangka panjang.

Sementara itu, BPS dan Bulog juga memaparkan perkembangan inflasi daerah dan capaian program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di seluruh kabupaten/kota.

Dengan sinergi solid antara pemerintah pusat, daerah, BI, Bulog, dan BPS, Provinsi Bali optimistis mampu menjaga inflasi tetap rendah dan stabil di sisa akhir tahun. ***

Berita Lainnya

Terkini