“BaliMakarya yang selama dua tahun ini telah berhasil menggeliatkan kembali sineas Indonesia agar terus meningkatkan kualitas sehingga mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional,” ucap Direktur PMM.
Sementara Dewan pengarah sekaligus pendiri dan penggagas BaliMakarya Film Festival, Tommy F. Awuy, mengatakan, festival ini bertujuan mengembangkan apresiasi dan juga melahirkan profesional-profesional di bidang film. Pertukaran budaya dengan negara-negara lain dan berjejaring secara profesional.
BaliMakarya juga ingin menjadikan Bali sebagai sentra (hub) atau kiblat yang ideal untuk festival-festival film terpenting khususnya di Asia Tenggara.
Bali DIGIFEST 2022, Gubernur Koster Apresiasi Kaum Milenal Majukan Film Lokal
“Penting juga disampaikan bahwa sebutan Bali dalam hal ini bukan saja bermakna sebagai teritori administratif Provinsi Bali dan bukan pula representasi dari suku bangsa Bali, tetapi Bali adalah perwakilan dari satu ‘kesatuan rasa’ berkebangsaan Indonesia dan warga dunia. Memasuki masa pascapandemi covid-19, sudah saatnya Bali sebagai satu ‘kesatuan rasa’ mulai melangkah bergerak untuk menghasilkan karya yang laik dipersembahkan untuk kemanusiaan dan lingkungan,” pungkas Tommy.
Tahun ini BaliMakarya Film Festival mengusung visi bahwa sebuah karya, apa pun itu seyogyanya berorientasi pada kemanusiaan, lingkungan hidup, dan kebudayaan. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dan dunia, ditopang oleh lingkungan hidup yang berkualitas dan sehat.
BaliMakarya Film Festival diupayakan ke depannya akan menjadi sebuah acara yang inklusif dengan melibatkan banyak komunitas film dengan komunitas lainnya, mengadakan dan menyemarakkan acara hiburan rakyat di beberapa tempat.Hal itu juga menjadi wadah untuk mengembangkan potensi anak-anak muda untuk belajar media-media audio visual.
Film Pulau Plastik Ajak Masyarakat Kelola Sampah Plastik Sekali Pakai