![]() |
Kondisi Tegar memprihatinkan, sejak Nengah Merta (alm) ayahnya meninggal sejak dia dalam kandungan usia tiga bulan. |
Kabarnusa.com – Dihimpit kemiskinan membuat Ketut Tegar Bayu Saputra (2) balita asal Lingkungan Asri Barat, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali rela menjalani hidup apa adanya dalam asuhan sang ibu.
Tegar memang kondisinya sangat memprihatinkan, terlebih Nengah Merta (alm) sang ayah telah meninggal sejak dirinya dalam kandungan usia tiga bulan.
Putra ketiga dari tiga bersaudara, hati pasangan Kurniati (35) dengan Nengah Merta (alm) ini, menderita hydrochepalus (kepala membesar) sejak dalam kandungan.
Derita Tegar bertambah, lantaran ada selang harus senantiasa terpasang di kapala dan tubuhnya.
Kurniati, menuturkan, kelainan diri Tegar dirasakannya sejak dalam kandungan berumur delapan bulan.
“Saya sempat USG, dan benar ada pembesaran di kepala anak saya,” jelas Kurniati kepada wartawan, Minggu (3/5/2015).
Guna membiayai ketiga orang anaknya, dia harus berjualan nasi kuning di pasar. Sedangkan, anak-anaknya diasuh orang tuanya yang hanya seorang tukang ojek.
Usai berjualan, barulah mengasuh anak-anaknya sehingga orang tuanya bisa bekerja mencari rejeki.
Saat ini, Tegar bersama ibunya tinggal di rumah kontrakan yang disewa dengan harga Rp 2 juta per tahun. Kontrakan itu dibayar patungan bersama bersama orang tuanya.
Setelah menjalani operasi dua kali di RSUP Sanglah Denpasar, kondisi Tegar kepala anaknya sudah pipih dan dipasang selang.
Kurniati berharap anaknya itu bisa sembuh. Namun untuk pengobatan lanjutan dirinya tidak memiliki biaya.
Kepala Lingkungan Asri, Gilimanuk, Ni Luh Sri Dani mengatakan kalau warganya itu termasuk keluarga kurang mampu.
Derita Tegar mengudang perhatian Bupati Jembrana Putu Artha yang datang memberikan bantuan untuk meringankan beban hidup keluarganya.
Demikian juga, Kepala Ombudsman Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab sempat menengok kondisi Tegar selain memberikan dorongan moral juga memberikan bantuan ala kadarnya. (dar)