KabarNusa.com – Bandara-bandara kecil di Indonesia memiliki struktur bisnis tidak sehat sehingga harus segera dilakukan perbaikan.
Bandara kecil atau small airports di Indonesia yakni jumlah penumpangnya kurang lima juta orang pertahun.
Menurut
Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 (Persero) Tommy Soetomo, tren global
dunia penerbangan di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah dalam waktu
10 tahun terakhir menunjukkan peningkatan trafik penumpang pesawat udara
yang signifikan.
“Indonesia perlu meningkatkan fasilitas bandara
khususnya pelayanan, level of service, riset atau penelitian,” katanya
di seminar ACI Small and Emerging Airports di Nusa Dua, Selasa
(21/10/2014).
Kebijakan Asean open skies pada 2015 dan global
open skies pada tun 2025 tentu akan mempengaruhi bandara khususnya di
kawasan Asia Pasifik dan Tumur Tengah.
Hal itu membuat bandara yang masuk ketegori kecil tertinggal jauh dengan bandara kelas dunia.
Dikatakan Tommy, bandara kecil itu biasanya memiliki struktur bisnis yang tidak sehat sehingga diperlukan perbaikan perbaikan.
Perbaikan dimaksud tidak hanya optimalisasi namun juga membutuhkan transformasi secara keseluruhan.
Tommy
melanjutkan, seiring perkembangan ekonomi Asia Pasifik dan Timur Tengah
menunjukkan tren positif sehingga bandara kecil menghadapi tantangan
tersendiri.
Tantangan dihadapi dalam mengembangkan sisi
finansialnya di mana mau tidak mau mereka harus memiliki daya saing
dengan bandara bandara besar dalambmneghadapi kebijakan kebijakan
penerbangan dunia.
Dalam kerangka itulah, Angkasa Pura 1 bersama
Airports Council International (ACI) Asia Pasifik menyelenggarakan
seminar ACI Small and Emerging Airports 2014 di Nusa Dua.
Lewat kegiatan itu, merupakan kesemoatan Indonesia sebagai persiapan memasuli ASEAN Single Aviation Market 2015. (kto)