Bandesa Agung Dorong Pendirian Toko Ritel di Desa Adat

29 Desember 2020, 10:20 WIB

Bandesa Agung, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet Membuka Secara Resmi
Outlet Penggak Mart Pertama di Kabupaten Bangli/ist

Bangli – Bandesa Agung, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mendorong
pendiriain toko ritel di desa adat dalam menggerakan ekonomi adat. Kesadaran
krama adat Bali untuk mendorong tumbuh kembang ekonomi adat terus meningkat.

Hal ini merupakan titik balik kesadaran dan sikap “jengah” terhadap situasi
kondisi yang dihadapi krama adat Bali selama berpuluh tahun terutama atas
tingginya outflow di sektor riil khususnya sub-sektor ritel.

Bandesa Agung, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet dalam sambrama wacana di
acara peresmian Penggak Mart Aromaku, yang terletak di Jalan Krisna, Banjar
Metra Kaja, Desa Adat Metra, Tembuku – Bangli Senin (28/12/2020).

Dengan mendirikan unit unit utsaha ritel baik yang dimiliki murni oleh desa
sdat maupun hasil kerja sama antara krama adat dengan desa adat setempat maka
secara tidak langsung hal ini akan mendorong kemandirian ekonomi di sektor
riil dan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh krama adat sendiri.

Modal utama harus dimiliki prajuru Adat dan Krama Adat adalah jengah.

Selanjutnya Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan dan Majelis Desa Adat (MDA)
Kabupaten/Kota di minta untuk proaktif melakukan pendampingan dan pembinaan
kepada Desa Adat sampai entitas utsaha adat di sektor riil berupa unit toko
ritel terbentuk dan beroperasional dengan baik.

“Penggak Mart Aromaku di wewidangan Desa Adat Metra, seperti halnya Toko
Tenten Mart Desa Adat yang sudah terlebih dahulu di resmikan di Desa Adat
Tanjung Benoa bisa menjadi model toko yang layak ditiru oleh krama adat dan
Desa Adat di Kabupaten Bangli khususnya dan 1.493 Desa Adat lain di Bali,”
tegas Sukahet.

Nyoman Gede Nuada, didampingi istri Ibu Ketut Alit Andriyani, pemilik Penggak
Mart atau disebut Mitra BSL mengungkapkan rasa syukur sudah dikenalkan PT Bali
Sari Linuwih yang merupakan Pusat Distribusi dan Manajemen Ritel yang dimiliki
oleh Gabungan Desa Adat dan konsen dalam pengembangan ekonomi adat di sektor
riil.

“Dari pandangan kami yang juga kebetulan mengelola 7 unit Toko Bahan Kue dan
Toko Khusus Aksesoris, konsep yang dibangun oleh PT Bali Sari Linuwih sangat
relevan dan paling memenuhi unsur pengelolaan usaha yang baik serta
berkelanjutan,” ungkap Gede.

Pemilik Yayasan Dwipahara ini juga mengungkapkan selain sisi bisnis, dia
melihat pengembangan sektor riil dalam ekonomi adat di Bali sangat penting
untuk dipercepat sehingga mampu menciptakan daya saing bagi orang Bali
sendiri.

Bandesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli, Jro Ketut Kayana
menyampaikan apresiasi kepada salah satu krama adat di desa adat metra, Nyoman
Gede Nuada, yang telah berinisiatif untuk mendirikan Penggak Mart sebagai
bagian dari upaya besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adat di sektor
riil. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini