Innalillahi wainna ilaihi roji’un! Telah berpulang ke rahmatullah Bang Rizal Ramli seorang ekonom senior yang disegani dan dikenal luas publik pada Hari Selasa tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 wib di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Kepergian almarhum begitu mendadak dan mengagetkan banyak pihak disebabkan oleh tidak adanya tersiar kabar beliau sedang menjalani perawatan kesehatan di Rumah Sakit. Itulah yang namanya ajal, kullu nafsin dzaikatul maut atau setiap yang bernyawa akan menjalani maut dan tak ada yang mampu menghalanginya. Rasa kehilangan atas seorang tokoh yang telah mendedikasikan dirinya bagi pembangunan ekonomi rakyat, bangsa dan negara Indonesia harus dihadapi oleh keluarga, sahabat, kolega dan sesama ekonom.
Sosok Rizal Ramli memang berbeda dengan sebagian besar ekonom yang pro sistem ekonomi kapitalisme arus utama dunia. Hal ini dilatarbelakangi oleh kiprah almarhum yang tumbuh dan berkembang dari pergerakan mahasiswa kampus di Institut Teknologi Bandung/ITB pada tahun 1977/1978 yang mengkritisi kebijakan pemerintah Orde Baru.
Akibat kekritisannya itulah, almarhum pernah mendekam dalam tahanan bersama rekan aktifis mahasiswa lainnya yang tergabung dalam gerakan mahasiswa 1978 disebabkan menentang terpilihnya kembali Presiden Soeharto. Lingkungan aktifis mahasiswa inilah agaknya yang membuat almarhum Rizal Ramli tidak hanya dikenal sebagai ekonom tetapi juga aktifis yang membela kepentingan ekonomi rakyat banyak.
Tidak hanya itu, Rizal Ramli juga telah menjadi anak yatim piatu semasa kuliah dan merintis perjalanan hidup serta karirnya dengan bersusah payah. Selama kuliah di Fakultas Teknik.Fisika ITB, almarhum mesti membiayai kuliahnya sendiri dan menjadi tulang punggung keluarga, dan hal inilah yang mendekatkan dirinya dengan problematika masyarakat.
Sangat jarang ditemukan sosok yang pernah beberapa kali menjabat dipemerintahan sebagai Menteri, namun tetap memiliki perhatian pada kebijakan ekonomi yang berdampak pada masyarakat kecil. Salah seorang lainnya, adalah Kwik Kian Gie mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) yang tetap kritis dan obyektif.
Sebagai pribadi, kami memang tidak kenal begitu dekat dengan almarhum, tetapi beberapa kali pernah berinteraksi dan bertukar pikiran diberbagai forum diskusi akademik. Meskipun berbeda almamater dan pandangan ekonomi arus utama yangmana kami lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran guru besar Universitas Gadjah Mada/UGM almarhum Prof. Dr. Mubyarto tempat kami menimba ilmu pengetahuan ekonomi Pancasila.
Namun, terkait persoalan ketimpangan dan ketidakadilan perekonomian yang dialami sebagian besar masyarakat kami memiliki kesamaan pandangan walaupun memiliki perbedaan metode dan alat (tools) yang digunakan. Dan, kami banyak belajar dari perspektif yang dikembangkan oleh almarhum sebagai sebuah pengayaan paradigma ekonomi konstitusi.
Disamping itu, sebagai ekonom yang dilahirkan dari ranah Minangkabau, almarhum yang akrab disapa Bang Rizal Ramli oleh para mahasiswa dan aktifis adalah sosok yang dapat dijadikan barometer perjuangan dan konsistensi tidak saja oleh para aktifis mahasiswa, namun juga oleh para perantau dalam berjuang (survive) menjalani kehidupan dan karir dengan tetap memegang teguh prinsip dan nilai-nilai idealisme.
Kegigihan almarhum dalam mencari nafkah dan menghidupi keluarga (ekonomi rumah tangga) di perantauan dan membela nasib dan kepentingan rakyat, bangsa dan negara secara bersamaan patut dijadikan contoh generasi muda penerus masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seabrek jabatan dipemerintahan, lembaga nasional dan internasional diantaranya anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diemban tidak mengubah integritas pribadinya.
Selamat jalan Abang/Uda kami Rizal Ramli, kembalilah kepangkuan Illahi Rabbi dengan tenang. Kami berdo’a semoga dedikasi dan sumbangsihmu bagi Ibu Pertiwi menjadi amal ibadah yang beroleh ganjaran pahala disisiNYA. Meskipun, seorang ekonom pejuang dan pejuang ekonomi yang inklusif telah pergi dan tutup usia, akan tetapi cita-cita dan idealisme menegakkan sistem ekonomi berdasarkan Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945 yang bertujuan untuk kemakmuran bersama, bukan kemakmuran orang per orang tidak akan tutup dan pergi atas berpulangnya Rizal Ramli. Mudah-mudahan hanya akan pergi satu ekonom pejuang tapi setelah itu muncul seribu penerusnya. Semoga! (*)
*Defiyan Cori, Ekonom Konstitusi alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta