Bangun Ekosistem Pertanian Modern Berorientasi Ekspor Kementan Perkuat Kostratani

26 Februari 2020, 07:07 WIB

Banun Harpini, Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan
Internasional Kementan dalam Focus Group Discussion (FGD) Pemantapan
Kostratani Dalam Mendukung Ekspor Produk Pertanian, di Hotel Kuta
Paradiso Bali.

Denpasar – Bali menjadi salah satu propinsi dengan perkembangan
pertanian yang baik, Kementerian Pertanian berupaya menggenjot ekspor melalui
penguatan Kostratani. Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan,
selalu berbicara penguatan organisasi pertanian hingga level kecamatan.

“Mentan menugaskan kami untuk secara khusus mengawal pertanian Bali. Program
peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian harus
dipersiapkan. Selain juga identifikasi produk atau mapping produk pertanian
yang siap ekspor,” jelas Banun Harpini, Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan
dan Hubungan Internasional Kementan dalam Focus Group Discussion (FGD)
Pemantapan Kostratani Dalam Mendukung Ekspor Produk Pertanian, di Hotel Kuta
Paradiso Bali.

Menurut Banun, Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) bertujuan
membangun ekosistem pertanian modern berbasis sains dan TIK melalui
pemberdayaan penyuluh.

Kostratani dibuat untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam menggerakan pembangunan pertanian di tingkat
kecamatan.

Terobosan ini dilakukan sebagai pengembangan sektor pertanian dari hulu hingga
hilir, sehingga diharapkan petani adaptif terhadap inovasi teknologi
pertanian, termasuk mampu berinteraksi dengan media sosial dan perkembangan
teknologi informasi.

Banun menjelaskan program strategis Kementan lainnya untuk mendukung
kesejahteraan petani, diantaranya penyediaan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
yang lebih besar dan skim yang lebih baik serta program Gerakan Tiga Kali
Ekspor (Gratieks).

Kementan memperkuat akses informasi terkait potensi produk ekspor di
masing-masing daerah, lakukan promosi serta membantu para petani yang
berpotensi ekspor, agar dapat memasuki pasar ekspor.

Aplikasi IMACE (Indonesia Maps of Agriculture Commodities Export) yang
merupakan aplikasi peta potensi ekspor untuk setiap daerah dan komoditi
unggulannya, telah memetakan komoditas unggulan ekspor Bali, antara lain kopi,
kakao, salak, dan manggis.

“Mari kita perkuat struktur dan dukungan bagi petani ini. Kita buat rencana
aksi yang implementatif, sehingga pemetaan kita kian akurat,” tambahnya.
(sul)

Berita Lainnya

Terkini