Bangun Kerukunan Umat, KAHMI Badung Gelar Dialog Lintas Agama

25 Desember 2019, 05:46 WIB
Dialog Lintas Agama digelar KAHMI Kabupaten Badung

Denpasar – Dalam upaya membangun kerukunan dan toleransi antarumat Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Badung menggelar dialog lintas agama.

Dialog Lintas Agama bertempat di Ruang Pancasila kantor DPD RI Perwakilan Bali, Denpasar, Selasa (24/12/2019). Diskusi berlangsung dalam suasana kekeluargaan itu, banyak membedah bagaimana kerukunan itu dibangun sejak jaman para pendahulu pendiri bangsa.

Lahirnya NKRI, tak lepas semangat kebhinekaan untuk hidup berdampingan dengan menerima perbedaan budaya suku, agama, ras dan antargolongan.

Bangsa Indonesia telah memilih konsesus bersama untuk hidup dalam keragaman, perbedaan sehingga hal itu harus diterima dengan segala konsekuensinya oleh seluruh anak bangsa,

Meski, suku dan agama berbeda -beda bukan berarti menjadikan itu perpecahan. Maka dari itu, terciptalah Pancasila dan tetap menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia hingga saat ini.

Dialog Lintas Agama yang diselenggarakan oleh Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Badung di Ruang Pancasila kantor DPD RI Perwakilan Bali, Selasa (24/12/2019).

Dialog menghadirkan empat pembicara lintas agama.

Yakni, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet (Ketua FKUB Bali/Ketua Asosiasi FKUB Indonesia), KH. Mustofa Al Amin (Rais Syuriah PCNU Denpasar), Romo Paskalis Nyoman Widastra, SVD, M.Si (Ketua Komisi HAK Keuskupan Denpasar, Bali dan NTB), dan Pdt, I Ketut Gede Karyana Guvinda (Sekretaris Walubi Bali)

Dihadapan puluhan peserta dialog, Ida Panglingsir Agung mengatakan kearifan lokal filsafat persaudaraan ada di seluruh Indonesia termasuk di Bali, seperti menyama braya atau persaudaraan cinta kasih. Ketika berbicara persaudaraan, adalah kebersaamaan cinta kasih.

Menurutnya, jika seluruh manusia memegang teguh tali persaudaraan cinta kasih maka kerukunan otomatis akan terwujud dan kedamaian terwujud.

“Ini selaras dengan ajaran agama kepercayaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dab kearifan lokal ada di seluruh Indonesia adat termasuk di Bali memang perlu dipedomani,” tuturnya.

Filsafat persaudaraan adalah Pancasila. Persaudaraan dan cinta kasih adalah titah seperti titah kearifan lokal, agama, titah Negara yaitu Pancasila dengan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.

Hal senada dilontarkan Rais Syuriah PCNU Denpasar KH. Mustofa Al-Amin yang melihat dalam perspektif Islam, produk kearifan lokal berasal dari tradisi-tradisi. Kata dia, istilah-istilah yang kemudian berbeda satu sama lainnya bukan merupakan permasalahan yang substantif.

Hal penting semangat cinta kepada agama harus ditanamkan kepada para pemuda karena itu yang akan mendorong untuk senatiasa cinta kepada sesama dan Negara. Negeri konsensus (di wujudkan untuk senantiasa bersama membangun negeri ini).

Dalam agama Islam menganjurkan untuk Saling tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa,” imbuhnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini