Banjir di Kabupaten Gorontalo akhirnya surut ./Dok.BPBD Gorontalo. |
Jakarta – Banjir yang menggenangi wilayah di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, berangsur surut akhirnya surut usai 2.300 warga terdampak di empat kecamatan .
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo memonitor sekitar tiga jam setelah banjir, genangan berangsur-angsur surut.
Fenomena ini disebabkan empat sungai tidak mampu menampung debit air hujan, yaitu Sungai Bulota, Biyonga, Uwabu dan Marisa. Kondisi tersebut menyebabkan 13 desa atau kelurahan yang tersebar di empat kecamatan terdampak.
Wilayah desa atau kelurahan yang terdampak yaitu Kelurahan Hunggaluwa, Tenilo, Hutuo, Kayubulan dan Bolihuanga di Kecamatan Limboto.
Kemudian di Kecamatan Limboto Barat, desa terdampak di Yosonegoro, Tunggulo dan Haya-haya, sedangkan di Telaga dan Pulubala wilayah terdampak antara lain Desa Ulapato B, Dulamayo, Ulupato A, Talumelito dan Tuladenggi.
“kami juga mencatat jembatan rusak sebanyak 4 unit. Saat banjir terjadi, tinggi muka air berkisar 20 hingga 50 cm.” Kata Abdul Muhari Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dikutip dari keterangan tertulis,Jum’at (1/10/2021).
Pada saat banjir terjadi, BPBD telah melakukan berbagai upaya penanganan darurat, seperti evakuasi, pendataan korban terdampak, pendistribusian makan siap saji.
Di beberapa titik petugas gabungan membantu warga untuk membersihkan material yang terbawa banjir.
Analisis inaRISK mengidentifikasi 17 kecamatan berpotensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
Dari jumlah tersebut, beberapa wilayah terdampak termasuk ke dalam kecamatan yang berpotensi tersebut.
Sedangkan dilihat dari peringatan dini cuaca BMKG, wilayah Gorontalo masih berpeluang hujan lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada hari ini dan esok hari.
Berdasarkan data kejadian BNPB, sepanjang kurun waktu lima tahun (2015 – 2020) sebanyak 20 kejadian bencana banjir terjadi di Kabupaten Gorontalo. (Miftach Alifi)