Bank Indonesia Waspadai Risiko Kenaikan Ekspektasi Inflasi dan Perkuat Operasi Moneter

Bank Indonesia mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter melalui penguatan operasi moneter, dan suku bunga.

22 Juli 2022, 08:29 WIB

Jakarta Bank Indonesia terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan baik melalui stabilisasi nilai tukar Rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

“Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” jelasnya dikutip dari siaran pers, Jumat (22/7/2022).

Survei Perbankan Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Triwulanan Tumbuh Positif

Karenanya, Bank Indonesia memperkuat bauran kebijakan dengan langkah memperkuat operasi moneter sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang dan penjualan SBN di pasar sekunder.

Kemudian, memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian untuk pengendalian inflasi melalui intervensi ​​di pasar valas yang didukung dengan penguatan operasi moneter.

Selanjutnya, melanjutkan, kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit Konsumsi (Lampiran);

Bank Indonesia Harapkan Perbankan Dukung Pembiayaan Sektor Hijau

Artikel Lainnya

Terkini