Bantah Miliki Ilmu Santet, 250 Warga Hindu Bersumpah

19 Februari 2015, 00:25 WIB
Bendesa Adat Mendewi Gusti Kade Wenia membenarkan pelaksanaan prosesi upacara Mening-ning atau sumpah bersama di pura dalem.

Kabarnusa.com – Kematian tak wajar warga di Dusun Pangkung Slepe, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali, menimbulkan suasana kurang kondusif di mana di antara warga saling curiga adanya ilmu hitam atau santet. Karenanya, guna membuktikan diri bahwa mereka tidak memiliki ilmu hitam itu sebanyak 250 warga menggelar proses sumpah bersama.

Prosesi upacara “Mening-ning“ (supah-red) secara bersama-sama di Pura Dalem setempat, Rabu (18/2/2015). Prosesi sumpah dilaksanakan mulai pukul 12.30 hingga pukul 15.00 wita dengan mendapat pengamanan dari aparat Polsek Pekutatan.

Sumpah bersama tersebut dilaksanakan atas kesepakatan warga dan difasilitasi Bendesa Pakraman Medewi Gusti Wenia. Sumpah tersebut dipimpin oleh Pemangku Pura Dalem setempat.

Imformasinya, sumpah itu dilaksanakan terkait adanya kematian warga Dusun Pangkung Slepo yang dianggap tidak wajar.

“Kebanyakan warga yang meninggal perutnya besar. Bahkan ada yang meninggal diusia muda. Karena ini warga saling curiga kalau kematian mereka karena santet dan diduga ada salah satu warga yang memiliki ilmu hitam,” ujar seorang warga.

Warga sepakat melaksanakan sumpah bersama agar masing-masing warga tidak saling mencurigai. Semua warga Hindu di Dusun Pangkung Slepe wajib mengikuti sumpah bersama agar tidak saling curiga.

“Jika memang benar ada warga yang menganut ilmu hitam dan suka menyantet, maka dia akan dapat pahala sesuai sumpah yang diucapkannya,” imbuh warga lainnya.

Bendesa Adat Mendewi Gusti Kade Wenia membenarkan pelaksanaan prosesi upacara Mening-ning atau sumpah bersama di pura dalem.

Menurutnya lantaran warga meyakini kematian beberapa warga dusun tidak wajar atau karena ulah seseorang yang memiliki ilmu hitam.

Akhirnya agar tidak saling curiga, warga kemudian sepakat melaksanakan  sumpah bersama. Dengan cara itu diharapkan tidak ada lagi saling curigai.

“Tapi jika secara medis, kematian warga itu karena penyakit tertentu, seperti karena penyakit leper atau penyakit lainnya,” terangnya. (dar)

Berita Lainnya

Terkini