Bawang Marah dan Telur Ayam Ras Picu Inflasi di Denpasar

1 Februari 2016, 22:30 WIB
Kepala BPS Bali Adi Nugroho (foto:kabarnusa)

Kabarnusa.com – Komoditas bawang merah dan telur ayam ras turut memicu terjadinya inflasi di Kota Denpasar, Bali yang mencapai 0,49 persen pada awal tahun 2016 atau bulan Januari.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, diketahui, inflasi 0,49 persen itu dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 120,16. Tingkat inflasi komulatif dan inflasi tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015 sebesar 3,27 persen.

Kepala BPS Bali Adi Nugroho mengungkapkan, kenaikan harga komoditas pada kelompok pengeluaran yakni bahan makanan sebesar 2,59 persen, sandang 2,11 persen.

Sedangkan kelompok kesehatan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, masing-masing 0,73 persen dan 0,27 persen.

Untuk kelompok pengeluaran yang menahan inflasi seperti transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.

Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, kata Adi, mengalami deflasi masing-masing, 0,80 persen, 0,22 persen dan 0,02 persen.

Pada komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain, bawang merag, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit dan beberapa komoditas lainnya.

“Denpasar salah satu dari 75 kota di Indonesia yang mengalami inflasi sedangkan 7 kota lainnya mengalami deflasi,” papar Adi dalam jumpa pers di kantornya, Senin (1/2/2016).

Inflasi tertinggi terjadi di Sibloga sebesar 1,82 persen dan terendah di Padang sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi teringgi terjadi di Gorontalo sebesar 0,58 persen sedangkan Tanjung Pandan sebesar 0,02 atau deflasi terendah. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini