Bawaslu Bali Bikin Pojok Pengawasan ala Kedai Kopi

12 Oktober 2017, 14:05 WIB
Ketua Bawaslu Bali Ketut Rudia

DENPASAR – Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) membuat Pojok Pengawasan yang memanfaatkan ruangan khusus di samping lobi kantor Banwalu Bali, yang disulap tampak seperti kedai kopi.

Peran masyarakat penting bersama Banwaslu melakukan pengawasan pelaksanaan pemilu. Pengawasan berbasis masyarakat mutlak diperlukan, sebab Banwaslu menyadari tak bisa sendirian untuk melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu.

Untuk membuka ruang partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan, Banwaslu Bali bersama Banwaslu RI telah melaunching Pojok Pengawasan Partisipatif di kantor Banwaslu Bali.

Banwaslu Bali menggelar Grand Opening Pojok Pengawasan Partisipatif tersebut, di kantor Banwaslu Bali. Grand Opening ini dihadiri Panwas Kabupaten/ Kota se-Bali, parpol, siswa SMU, Mahasiwa dan masyarakat umum.

Ketua Banwaslu Bali Ketut Rudia, menjelaskan, Pojok Pengawasan merupakan tempat bagi masyarakat umum untuk berdiskusi dengan Banwaslu terkait tugas-tugas Banwaslu dalam penyelenggaraan pemilu. Jadi, siapun boleh datang untuk berdiskusi.

“Pojok Pengawasan ini bisa dimanfastkan masyarakat untuk mengetaaui pemilu itu apa sih. Ini sebagai tempat diskusi dengan lapisan masyarakat, dengan siapapun,” kata Rudia beberapa waktu lalu.

Dikatakan, pengawasan berbasis masyarakat tentu tak bisa sendirian harus bekerja sama dengan stakeholder.

“Silahkan adik-adik mahasiswa atau suapaun datang berlima atau 10 orang, kita diskusi di sini. Kita bisa diskusi terkait tugas Banwaslu. Tugas Banwaslu menanggani pelanggaran baik pelanggaran administrasi, pidana maupun sengketa,” jelas Rudia.

Pojok Pengawasan memanfaatkan ruangan khusus di samping lobi kantor Banwalu Bali, yang disulap tampak seperti kedai kopi. Pada Pojok Pengawasan ini tersaji tiga menu spesial untuk didiskusikan, yakni Jus Kode Etik, Teh Sengketa dan Susu Pidana.

Pojok pengawasan partisipatif adalah ruang terbuka bagi masyarakat baik dari kalangan kampus, tokoh masyarakat maupun komponen masyarakat lainya yang peduli terhadap perjalanan demokrasi di Bali. (gek)

Berita Lainnya

Terkini