Bayinya Lahir dengan Kepala Membesar, Pasutri ini Sedih

3 Maret 2015, 00:27 WIB

Kabarnusa.com – Pasutri muda ini hanya bisa pasrah dan sekali-kali meneteskan air mata saat melihat anak keduanya terbaring lemas di incubator

Pasutri ini tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menyerahkan penanganan anak perempuannya kepada petugas medis RSUD Negara, Bali.

Mereka berharap penyakit yang diderita anak bisa disembuhkan sehingga anak keduanya bisa menjalani hidup dengan normal seperti kakaknya.

“Sebenarnya kami sudah tahu bahwa anak kedua kami mengalami kelainan karena penyakit sejak masih dalam kandungan,” ujar Putu Andika (27), saat awak media menemuinya di RSUD Negara, Senin (2/3/2015).

Ardika yang saat itu menemani istrinya Kadek Suryati (26) menuturkan, sejak usia kandungan istrinya berumur enam bulan, sempat di USG. Hasilnya sungguh membuat dirinya tercengang karena anaknya mengalami kelainan pada kepala.

“Saat di USG, kepala anak saya terlihat lebih besar dari badannya. Tapi waktu itu dokter tidak menjelaskan nama penyakitnya,” tuturnya lirih.

Sejak itu, Ardika yang tinggal di Dusun Munduk Kendung, Desa Berambang, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali rajin memeriksakan kandungan istrinya ke bidan. Berharap anak yang masih dalam kandungan istrinya bisa lahir normal tanpa kelainan.

Namun ternyata tuhan berkendak lain, tanggal 27 Februari 2015, pukul 10.40 wita, anak keduanya lahir melalui oprasi cesar di RSUD Negara.

“Saat itu menurut bidan anak saya lahir dengan berat 4,2 kg. Panjangnya 50 cm. Tapi kepalanya sangat besar,” terang pria yang bekerja sebagai sales berbagai produk barang ini.

Dia mengaku tidak tahu penyakin apa yang diderita anaknya. Namun menurut tenaga medis yang menangani anaknya bahwa kepala anaknya akan terus membesar karena cairan.

“Sejak lahir anak saya langsung ditempatkan diincubator untuk mendapatkan perawatan khusus. Tapi rencananya anak saya akan dirujuk ke RSUP Sanglah. Sekarang katanya sudah persiapan untuk dirujuk,” ujarnya.

Prinsipnya dia dan istrinya yang kondisinya masih agak lemah setelah oprasi melahirkan sangat setuju anaknya di rujuk untuk mendapat penanganan lebih itensif karena dia ingin anaknya sembuh.

Tapi dia justru binggung jika biaya pengobatan anaknya ditanggung sendiri, dia tidak memiliki biaya karena penghasilannya sebagai sales hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari.

“Syukur-syukur pengobatan anak saya ditanggung pemerintah, tapi kalau biaya sendiri kami pasti bingung mencari uang,” imbuhnya.

Sementara itu informasi dari pihak RSUD Negara menyebutkan, anak dari pasutri tersebut menderita Hydrocepalus bawaan. Sehingga kepalanya terus membesar akibat produksi cairan di kepala secara berlebihan.

“Saat lahir ukuran kepala bayi tersebut berdiameter 50 cm dan berat awal lahi 4,2 kg dengan panjang tubuh 50 cm. Tapi sekarang beratnya sudah 4,8 kg,” terang salah seorang bidan jaga yang engan ditulis namanya.

Bidan ini juga membenarkan bahwa bayi tersebut akan dirujuk ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Kondisi bayi dari pasutri Putu Ardika dan Kadek Suryati ini sempat mengundang simpati Bupati Jembrana I Putu Artha.

Bersama sejumlah SKPD di lingkungan Pemkab Jembrana, Bupati Artha Senin siang berkesempatan menengok bayi malang ini dan berharap bayi perempuan tersebut mendapatkan perawatan secara maksimal.(dar)

Berita Lainnya

Terkini