PLt. Kanwil DJBC Bali NTB NTT I Made Wijaya menyebutkan, pada semester 1 tahun 2021 penerimaan bea masuk sebesar Rp 216.981.710.000 , bea keluar Rp 173.930.823.000./ist |
Denpasar – Terdampak pandemi penerimaan Bea Cukai Bali mengalami
penurunan pada semester pertama tahun 2021 sebesar Rp 726,7 Miliar.
PLt. Kanwil DJBC Bali NTB NTT I Made Wijaya menyatakan itu saat konferensi
pers di Gedung keuangan Provinsi Bali, Rabu (28/07/2021). Wijaya menyebutkan,
pada semester 1 tahun 2021 penerimaan bea masuk sebesar Rp 216.981.710.000 ,
bea keluar Rp 173.930.823.000.
Untuk penerimaan cukai sebanyak Rp 676.428.715.000 terdiri dari hasil
tembakau, MMEA dan kantong plastik. Pada Tahun Anggaran 2021 sesuai target
APBN, Provinsi Bali mendapatkan alokasi target penerimaan cukai jenis baru
berupa Cukai Kantong Plastik.
Hanya saja, kata Wijaya, sampai saat ini belum dapat dilakukan pemungutan
cukai kantong plastik dikarenakan belum adanya regulasi dan payung hukum
terkait dengan pemungutan cukai kantong plastik tersebut.
Dikatakan, penerimaan Bea Masuk di Provinsi Bali sangat terpengaruh oleh
kegiatan impor cargo melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Saat ini, penerbangan Internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih belum
normal karena adanya pandemi Covid-19. Pada cukai hambatan yang diterima
berupa Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar terhadap kinerja
penerimaan Cukai.
Dimana 95 persen, penerimaan cukai ini berasal dari pabrikan/produsen MMEA di
Bali yang menurunkan jumlah produksinya karena sebagian besar pengusaha hotel,
restoran, cafe atau usaha sejenis. (lif)