Kabarnusa.com – Dari penelitian mahasiswa diketahui cara pembuatan bioplastik biji durian adalah mengolah biji durian kedalam bentuk tepung.
Menurut
tim peneliti Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dipimpin Fajar, mereka mulai melakukan penelitian bioplastik biji durian
ini sejak pertengahan tahun 2014 lalu dibawah bimbingan dosen
Departemen Teknik Kimia FT, Prof. Rochmadi.
Langkah pertama dalam pembuatan bioplastik biji durian adalah mengolah biji durian kedalam bentuk tepung.
Awalnya,
biji durian direndam dalam air kapur selama 2-3 hari untuk
menghilangkan getah dalam biji durian dan dijemur selama 1 hari.
Setelah
kering, biji durian yang keras dipisahkan dari pati yang berwarna putih
kecoklatan di bagian dalammnya dan mengolahnya menjadi tepung
menggunakan alat penepung (grinder).
“Tepung tersebut lalu kami saring dan di oven selama sekitar 30 menit untuk menghilangkan kadar airnya,” jelasnya.
Berikutnya,
tepung yang dihasilkan dicampurkan dengan sejumlah bahan kimia
tambahan, antara lain Low Density Polyethylene (LDPE), Maleic Anhydride
(MA), lalu inisiator (Perbutyl D dan Perbutyl Z).
Pati biji durian divariasikan dengan masing-masing bahan tersebut dalam berbagai variasi.
“Kami
membuat 30 sampel untuk dicampurkan dan dicetak dengan menggunakan alat
Laboplastomill dan Hot Press di LIPI Bandung,” ungkapnya dalam laman ugm,ac.id baru-baru ini.
Fajar
menyampaikan, mereka telah melakukan pengujian terhadap sampel
bioplastik yang sudah jadi. Uji yang dilakukan meliputi uji kuat tarik
dan elongasi, uji biodegradasi, yaitu ditanam dalam tanah, uji
difusivitas dalam air, uji Fourier Transform InfraRed (FTIR), dan uji
Differential Scanning Calorimetry (DSC).
Dalam penelitian ini,
mereka menggunakan sampel dengan berat 50 gram yang terdiri atas LDPE,
pati biji durian, MAH, dan inisiator.
Kata dia, dari 50 gram
sampel tersebut dapat diproduksi lembaran bioplastik sebanyak 3-4 lembar
dengan ukuran tiap lembar 13×13 cm.
“Kualitas produk bagus,
permukaannya rata dan tidak ada yang gosong. Akan tetapi ketebalannya
masih kurang kecil masih kisaran 0,5-1 mm,” ungkapnya.
Hasil Bioplastik biji durian ini telah melalui uji biodegradasi yakni dengan menanamnya di media tanah kompos selama 2 bulan.
Hasilnya
menunjukkan bahwa sampel dapat terdegradasi ditandai penambahan berat
pada sampel. Penambahan berat ini menunjukkan bahwa air sudah masuk ke
dalam sampel dan seiring berjalannya waktu air tersebut akan
mendegradasi kandungan pati di dalam bioplastik.
“Pada sampel yang sudah menunjukkan lubang kecil pada permukaannya,” imbuh Annisa.
Annisa
menyampaikan, hasil penelitian tersebut terdapat indikasi dapat terurai
dan kekuatan tarik pasltik sudah masuk rentang standar plastik pada
umumnya.
Disamping itu, plastik ini juga tahan terhadap suhu yang panas.
“Kedepan
masih diperlukan penelitian lebih lanjut dan harapannya bisa diproduksi
massal sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas dalam upaya menangani
masalah sampah plastik,” tutupnya. (wan)