Yogyakarta – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Mahfud MD membenarkan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara alias IKN keinginan rakyat atau didasarkan atas keputusan seluruh rakyat Indonesia.
Mahfud MD membenarkan pernyataan orang nomor satu di Indonesia tersebut terkait pemindahan IKN.
“Ya betul (IKN) keinginan rakyat,” tegas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu saat ditemui wartawan di UGM, Kamis 26 September 2024.
Lebih lanjut dia mengatakan, keinginan Jokowi itu (IKN) lalu ditawarkan kepada rakyat dan rakyat itu setuju.
“Dan memang betul secara resmi kehendak rakyat,” tegas Mahfud MD yang Guru Besar UII Yogyakarta.
Karenanya, lanjut dia, nasibnya juga tergantung dari rakyat (kehendak rakyat).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut keputusan ibu kota pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) karena keputusan semua masyarakat.
Masyarakat yang dimaksud Presiden adalah setujunya 93% fraksi di DPR atas berpindahnya ibu kota dari Jakarta ke IKN. Dirinya pun mengaku keputusan ini tentu tidak mudah.
“Sebuah keputusan yang tidak mudah tetapi itulah yang sudah kita putuskan, kita juga izin kepada DPR.
Saya menyampaikan lisan di dalam rapat paripurna tanggal 16 Agustus, kemudian diikuti dengan pengajuan undang-undang mengenai Ibu Kota Nusantara, dan itu disetujui 93% dari fraksi yang ada di DPR,” kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Badan Amin Zakat Nasional (Baznas) 2024, di Istana Negara, IKN, Kalimantan Timur, Rabu 25 September 2024.
Kepala Negara juga menjelaskan rencana ibu kota pindah ini pernah di gagas Presiden Sukarno pada tahun 60-an hingga Soeharto.
Terkait rencana eksekusi ini telah diriset sejak dia lantik pada 2014. Setelah itu terus dilakukan pengkajian. Dikatakan, alasan kenapa Bung Karno memutuskan Palangka Raya perlu dicek. Setelah melalui beberapa studi diputuskan ada tiga kandidat calon ibu kota baru Indonesia. Pertama Palangka Raya, kedua di Kalimantan Selatan, yang ketiga di Kalimantan Timur, dan tambah satu ada di Sulawesi di Mamuju.
“Didetailkan lagi kemudian saya cek di lapangan nggak sekali dua kali tiga kali kemudian bismillah saya putuskan di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur,” tandasnya***