Bantul – Deru ombak di Pantai Baros, Sabtu (6/12/2025), tak hanya membawa buih, tapi juga semangat ratusan pasang tangan muda. Di tengah ancaman nyata kenaikan permukaan laut dan abrasi yang kian ganas, Amartha.org bersama ratusan pemuda dari Yogyakarta dan Jawa Tengah bersatu dalam aksi nyata: menanam 5.000 bibit mangrove untuk masa depan pesisir.
Misi Menyelamatkan Garis Pantai yang Tergerus
Kondisi Pantai Baros saat ini berada di titik kritis. Meskipun telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi seluas 132 hektare, kenyataannya hanya sekitar 3,29 hektare hutan mangrove yang benar-benar tumbuh. Padahal, abrasi telah mengikis garis pantai hingga ratusan meter, mengancam ekosistem dan ruang hidup warga Dusun Baros.
Melihat urgensi ini, Amartha.org, organisasi nirlaba di bawah Amartha Financial Group, menggerakkan aktivis lingkungan, komunitas lokal, dan Gen Z untuk terjun langsung ke area berlumpur. Mereka tidak sekadar menanam pohon, tapi membangun benteng alami pelindung daratan.
Resiliensi Ekologi dan Ekonomi untuk Perempuan Pesisir
Chairman Amartha.org, Aria Widyanto, menekankan bahwa krisis iklim bukan sekadar masalah lingkungan, melainkan masalah ekonomi yang nyata bagi masyarakat kecil.
“Temuan Climate Resilience Research 2025 menunjukkan lebih dari 77% pelaku UMKM terdampak cuaca ekstrem. Kelompok paling rentan adalah perempuan pengusaha mikro di wilayah pesisir. Penanaman ini adalah komitmen kami untuk meningkatkan resiliensi mereka terhadap perubahan iklim,” ujar Aria.
Bagi Amartha, mangrove adalah investasi sosial. Hutan bakau yang sehat akan menjadi habitat ikan dan kepiting yang berlimpah, sekaligus membuka potensi ekonomi baru dari penyerapan karbon yang bermanfaat bagi kesejahteraan warga lokal.
Apresiasi dan Harapan dari Pemerintah Kabupaten Bantul
Langkah kolaboratif ini mendapat apresiasi tinggi dari Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Menurutnya, aksi ini merupakan jawaban konkret atas ancaman intrusi air laut yang membahayakan air tanah daratan.
“Penanaman ini tidak hanya memperbaiki lingkungan, tapi juga memperkuat resiliensi Pantai Baros dari abrasi. Ekosistem yang pulih akan memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat,” tutur Bupati Halim.
Kolaborasi Tanpa Batas untuk Masa Depan
Direktur Utama IKAMaT, Ganis Riyan Effendi, menambahkan bahwa perubahan pesisir Baros terasa semakin cepat tiap tahunnya. Tanpa kolaborasi lintas sektor seperti yang dilakukan bersama Amartha, pemulihan akan berjalan lambat.
“Menjaga bakau adalah menjaga peluang usaha. Kami ingin warga, terutama keluarga nelayan, merasakan langsung manfaat ekonomi dari lingkungan yang sehat,” tegas Ganis.
Hingga saat ini, Amartha.org telah berhasil menanam total 12.830 pohon produktif dan mangrove di berbagai pelosok Indonesia. Aksi di Pantai Baros menjadi bukti bahwa melalui kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan semangat partisipasi Gen Z, harapan untuk pesisir yang lebih hijau dan tangguh masih sangat terbuka lebar.

