![]() |
Koordinator Staf Khusus Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana/ist |
Denpasar – Mahasiswa Hindu diminta terus membangun menanamkan kesadaran
bela negara sehingga eksistensinya bisa semakin dirasakan keberadaannya dalam
dinamika kemajuan bangsa.
“Generasi muda, mahasiswa, termasuk mahasiswa Hindu harus hidup dengan
kesadaran bela negara hari ini, sehingga perannya, keberadaannya akan semakin
dirasakan dalam dinamika kemajuan bangsa,” kata Koordinator Staf Khusus
Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana menjadi Narasumber dalam acara Pengenalan
Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) STAHN Mpu Kuturan yang dilakukan
secara daring Selasa 22 September 2020.
Acara dikemas Webinar ini mengangkat tema besar “Generasi Emas Yang Unggul dan
Bermartabat”. Acara diikuti sekitar 435 mahasiswa baru STAHN Mpu Kuturan
Angkatan ke-IV tahun 2020.
Dalam paparannya, Ari mengulas soal nasionalisme baru. Ari mengajak para
mahasiswa baru STAHN Mpu Kuturan tidak terpaku pada kisah heroik masa lalu,
tapi membangun kesadaran kebangsaan yang baru agar bangsa kita bisa hidup 1000
tahun lagi.
Spirit kebangsaan harus terus diperbaharui, termasuk bagaimana menyelesaikan
tantangan-tantangan kekinian dan masa depan.
Karena itulah konsep bela negara hari ini bisa diperbaharui dengan tantangan
baru. Kalau dulu bela negara identik dengan pertempuran fisik. Tapi, saat ini
tantangannya sudah jauh lebih kompleks.
Orang dengan kemampuan IT misalnya, dapat membantu memproteksi kepentingan
nasional, dokter mengabdikan waktu, energi dan hidupnya untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan kemanusiaan, seperti penanganan pandemi Covid-19, menjadi
relawan yang dalam siaga dan evakuasi banjir dan bencana alam, atau bentuk
kontribusi nyata lain dalam upaya bela negara.
Dalam kaitan ini, generasi muda, mahasiswa, termasuk mahasiswa Hindu harus
hidup dengan kesadaran bela negara hari ini, sehingga perannya, keberadaannya
akan semakin dirasakan dalam dinamika kemajuan bangsa.
Dia menyebutkan, Mahasiswa STAHN adalah orang-orang pilihan karena berani
menempuh bidang studi yang berbeda dibandingkan pilihan mainstream banyak
orang. Orang-orang yang terpanggil untuk memperkuat kapasitas SDM Hindu dalam
peta persaingan global yang semakin kompetitif.
Saat ini semua bangsa berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Karena itu,
berbagai negara berlomba-lomba menunjukkan kemajuan tidak hanya dibidang sains
dan teknologi, tetapi dalam pengembangan mental-karakter sebagai modal penting
fondasi kemajuan bangsa.
Koordinator Staf Khusus Presiden juga menyinggung soal pentingnya melalukan
Jana kertih, dengan cara memperkuat SDM Umat. Upaya penguatan SDM menjadi
penting, karena kita tidak boleh terjebak pada “kutukan ketergantungan pada
sumberdaya alam/SDA”, yang terbatas dan suatu saat pasti akan habis.
Ia mengingatkan para mahasiswa baru bahwa proses belajar ibarat mengarungi
samudera tanpa tepi, seperti menimba air pengetahuan yang tidak pernah kering.
Dengan keterbukaan informasi seperti sekarang sumber pengetahuan semakin luas
dan beragam. Tidak lagi menjadi otoritas kampus, tidak hanya bersumber dari
buku, guru dan dosen. Melainkan dari sumber-sumber pengetahuan diluar kampus.
Pada satu titik, keleluasaan memperoleh ilmu pengetahuan perlu dilengkapi
dengan penguatan karakter yang berakar dari kemuliaan ajaran agama akan
menjadikan SDM Hindu tumbuh menjadi kekuatan yang luar biasa.
Wawasan Kebangsaan Untuk Menyelesaian Tantangan Masa Depan. Selain Ari
Dwipayana, tampil juga narasumber internal STAHN Mpu Kuturan seperti : Ketua
Dr. I Gede SuwindiaM.A, Wakil Ketua I, Wakil Ketua II dan Wakil Ketua III.
Menutup acara, segenap civitas akademika STAHN Mpu Kuturan, Singaraja
berkomitmen untuk menyiapkan generasi emas yang unggul dan bermartabat melalui
penyiapan sistem pendidikan yang baik, dosen dan tenaga kependidikan yang
berkualitas, sarana dan iklim belajar yang menarik untuk mendukung aktivitas
belajar yang berkualitas. (rhm)